Ramadan yang berbeda. Hari ke-9 di rumah sakit dan baru bisa menuliskannya. Inipun barangkali belum utuh dulu ceritanya.
31 Maret 2024
Hari itu terasa biasa saja. Puasa berjalan lancar aja, sore sebelum buka, bersama suami sempat nyari bahan buat bukaan dan membuat es buah.
Aku memasak tomyam ala-ala karena ada udang galah di kulkas. Sebenarnya udang galah ini mau dikirim ke mertua di lampung. Tapi ternyata pengiriman yang sehari sampai tuh nggak ada. Otomatis gagal mengirim udang gorengnya. Akhirnya udang yang hampir sekilo isi 4 itu, aku masak 2 buahnya.
Ditambah udang-udang kecil dan bakso ikan, terrciptalah tomyam ala-ala, yang bumbunya nyontek di internet. Entahlah rasanya apa, yang jelas karena lapar kata suami rasanya mendekati tomyam resto haha. Ditambah udang galah terkenal enak banget jadi ya wajarlah enak secara keseluruhan hahahaha.
Zaky, anak kedua kami, yang nggak bisa makan udang, makan pakai bakso ikannya. Tapi memang sempat mencicipi kuahnya. Habis makan, kata dia, perut agak panas karena memang alergi udang.Padahal cuman nyicip kuahnya.
habis itu zaky nemenin Ira , jajan dulu ke indo. Sebelum lanjut tarawih ke mesjid.
Malam itu Zaky memakai gamis biru favoritnya. gamis yang jarang banget di cucui sejak pulang dari pondok dan dipakai dia buat ke mesjid.
21.30-an
Malam itu malam 21 ramadan, malam salikur, demikian orang lokal menyebutnya. menandakan bahwa malam itu sungguh istimewa. Jujur sih ,aku juga memperlakukan malam tersebut dengan istimewa.
Sejak kelar buka puasa, sudah tau persis amalan apa yang mau dilakukan. Misal ngaji2, membaca beberapa surah andalan, sholat sunnah, tarawih witir dan zikir-zikir. Pokoknya punya rencana segudang. Jam 21.00. hampir semua amalan rutin tersebut kelar. Agak khawatir, kok Zaky belum pulang apalagi hapenya ada di kasur alias ketinggalan.
21.30, ada 2 orang memanggil-manggil dari luar pagar. Suami langsung keluar . Orang tersebut mengabarkan Zaky jatuh dari motor di deket rumah saja, tepatnya hanya beda dua gang dari rumah.
Aku sempet heran, kalau memang jatuh kok nggak dibawa ke rumah, kenapa ya.
Suami duluan kesana bersama orang yang tadinya menjemput itu. Aku di rumah saja, deg-degan. nggak beberapa lama, suami nelp dan minta aku juga kesana karena keadaannya memang mengkhawatirkan.
Aku buru-bur kesana bersama si bungsu, jalan kaki, setengah berlari.
kami sampai di lokasi dan kaget setengah hidup. hampir aja ikutan pingsan melihat zaky yang terus mengeluarkan darah dari kepalanya. Sudah dipangku pak suami.yang bajunya juga dah kena darah.
Alhamdulillah 5 menit kemudian, sebuah ambulance datang.Rupa-rupanya dari puluhan orang yang kumpul tersebut ada satu diantaranya orang dinas sosial yang langsung nelp ambulan kantornya. Oh iya, aku ternyata nggak bawa uang sepeserpun , saking panik. Alhamdulillahnya ambulance-nya gratis. Duh baik banget yang udah anterin.Semoga dibalas Allah dengan kebaikan berlimpah juga, aamiin ya Allah.
kami diantar ke RS Ulin Banjarmasin. Ke UGD terntunya. Setelah di data, dokterr jaga segara melakukan tindakan " penyelamatan". Kami diminta untuk segera mengurus ke pendaftaran dan dokter menyarankan beberapa waktu lagi buat CT Scan.
Sekitar sejam kemudian akhirnya CT Scan. Aku lupa apa alasannya malam tersebut sehingga diminta bayar ct scan mandiri dulu, Rp 2,6jutaan. Oke kami setuju.
Zaky dimasukkan ke ruang CT Scan beberapa saat dan nggak lama hasilnay keluar. Dokter jaga membacakan hasil ct scan. Ringkasnya ada pendarahan di dekat otak (bukan di otak) dan diperkirakan banyaknya 30cc, dan harus dioperasi segera. namun pihak RS menyatakan keluarga bisa mempertimbangkan terlebih dahulu mau operasi atau bagaimana.
Namun rumah sakit merekomendasikan buat operasi segera.
Kami tentu saja galau. pertama, yang dioperasi tuh kepala.
Kedua, dokter nggak detail menjelaskan apa risiko bila memang harus diperasi. Intinya dokter nggak bisa meyakinkan.
jujur sih , aku nggak bisa mikir, membayangkan kepala anak bakal di belah saja tuh, aku nangis bombay nggak jelas. Nggak bisa menghentikan tangisan dan nggak bisa ikut mikir.
Sementara waktu terus berjalan. Awalnya kami tandatangan penundaan operasi.
Bersambung...
Posting Komentar
Untuk yang menyertakan link hidup atau tanpa identitas, mohon maaf, komennya tidak akan di ditampilkan :) Terima kasih