ilustrasi bekerja dari rumah (sumber foto ; kompas money) |
Bekerja dari rumah ada plus minusnya.Tapi yang jelas, mobil di rumah sering tidak terpakai walau kita tetap harus paham soal cara jumper aki mobil
Rejeki tak harus selalu
berbentuk uang. Kadang waktu yang cukup luas, adalah satu bentuk kasih
sayang-nya dan tentu saja juga bentuk rejeki. Itulah yang saya rasakan, dalam
beberapa tahun terakhir ini.
Iya, bekerja dari rumah (work from home /WFH) memang salah satu rejeki yang saya dapatkan di dunia pekerjaan setelah resmi resign dari kantor terakhir,4 tahun
lalu. Ringkasnya sih,penghasilan yang diperoleh cukup lumayan dan tentu cukup
waktu untuk melakukan banyak aktivitas di luar pekerjaan. Khususnya keluarga.
Keluarga yang saya maksudkan
disini tak hanya keluarga inti yang memang masih butuh perhatian terus tetapi
juga ada kesempatan merawat orang tua yang sudah lansia. Walau terkadang memang
terasa kurang maksimal, karena ya memang terbagi dengan beban pekerjaan yang
saya lakoni di rumah.
Sebenarnya 5 tahun lalu,saya
sempat ditawari untuk sebuah posisi yang lumayan menggiurkan dengan gaji yang
juga lumayan, buat saya saat itu.
Namun, entah kenapa, saya
akhirnya memutuskan tidak mengambil kesempatan itu.Terkadang memang ada rasa
menyesal juga sih, karena menyia-nyiakan kesempatan yang barangkali tak akan
terulang lagi. Tawaran karir yang sangat bagus dan berpotensi buat kedepannya.
Tapi hidup tentu bukan hanya
soal potensi dan kesempatan, ada banyak hal lain yang pada akhirnya harus
dipikirkan masak-masak sebelum mengambil suatu keputusan.
Berharap sih, ada kelak
jalan lain yang lebih menjanjikan. Mungkin saja, saat itu waktunya memang
kurang pas.
Btw,akhirnya saya memutuskan
bekerja dari rumah seperti saat ini. Tentu dengan dinamika suka dan dukanya,
yang sudah saya ceritakan dalam blog ini beberapa kali. Intinya sih, disyukuri
saja semuanya. Sembari terus bergerak dan belajar sehingga setiap kesempatan
akan datang dan datang kembali.
Kehidupan
Berubah
Memang sih awal-awal
kehidupan terasa berubah.misalnya nih, biasanya kita bergaul dengan banyak
teman-teman kantor dengan berbagai ragamnya, tiba-tiba hanya di rumah dan
bergaul hanya dengan orang rumah saja.
Kalaupun ada interaksi
dengan klien atau kantor, lebih banyak via online.
Mungkin semua juga sudah
paham, via online tentu saja berbeda dengan interaksi offline. Kadang ada
pemahaman yang salah, kadang juga ada interaksi yang terasa “ kosong”. Ada yang
berbeda.
Perubahan kedua adalah soal
aktivitas. Bila biasanya pagi-pagi sudah sibuk persiapan bekerja, tiba-tiba
keadaan tak demikian. Tidak lagi berjumpa dengan macet yang terlalu sering
hingga kendaraan di rumah yang lebih banyak nganggurnya.
Mobil hanya digunakan
saat-saat weekend bersama keluarga. Padahal biasanya digunakan untuk aktivitas
harian.
Lumayan sih jadi lebih hemat
BBM juga.Namun demikian ada PR tersendiri, untuk belajar kembali bagaimana
merawat mobil yang lebih banyak didiamkan di rumah saja, misalnya.
Salah satu yang disarankan adalah
memang melakukan beberapa hal.Misalnya ya tetap memanaskan mesin mobil secara
berkala dalam 10 menit an di pagi hari. Kemudian juga memperhatikan kondisi aki
mobil sebagai sistem kelitrikannya mobil agar tetap awet dan prima. Demikian
juga soal aki mobil dan cara jumper aki mobil yang harus dipelajari.
Selain soal pertemanan dan
soal kemacetan, perubahan lain dalam kehidupan adalah soal ritme pekerjaan.
Kalau biasanya ada pengawasan dan waktu yang mengikat di kantor, tentu bekerja
dari rumah jauh lebih fleksibel dari sisi waktu
Tapi tentu saja ,soal
deadline dan target pekerjaan merupakan hal yang tak bisa ditawar lagi.perlu
konsistensi dan kedisiplinan yang luar biasa, khusunya dari diri sendiri.
Terakhir, saya ingin
mengatakan, bahwa segala perubahan yang dilakoni harus mendapat support dari
keluarga.Minimal keluarga inti, seperti pasangan dan anak-anak. Jangan sampai
mereka tidak memahami role baru dalam pekerjaan yang kita lakukan di rumah. Bila
semuanya bisa diwujudkan, InshaAllah semuanya akan lancar terkendali.
Terima kasih yang sudah membaca,
semoga bermanfaat.
WFH memang ada plus minusnya ya mba. banyak benefitnya, tapi tentu ada kurangnya yang juga sempat menjadi concern.
BalasHapusSaya alumni WFH kemudian memtuskan resign dan memulai untuk fokus dengan apa yang ingin saya kembangkan. Semoga selalu mendapatkan dukungan dari orang terdekat ya mba, dan lancar segala urusannya
aamiin mbak Dian, maaf baru balas komennya hehe..iya mbak semua tetap ada plus minusnya.Dinikmati dan dijalani aja, iya kan? thank you mbak
HapusBetul sekali, support dari keluarga inti itu kunci. Makasih banyak ya. Semoga sehat selalu.
BalasHapusAamiin pak Akhmad.iya pak, support keluarga kecil memang paling utama, biar gak ada kendala di kemudian hari hehe.tks pak sudah membaca artikelnya..
Hapus