sumber foto : Glints |
Banyak cara mengatasi writer's block, kalau menurut para ahli. Aku memilih beberapa cara diantaranya.
Pagi Jumat Penuh berkah -- Jujurly,aku nggak paham sebenarnya apa yang terjadi. Cuma ini sih jarang-jarang terjadi sama aku sebenrnya.Iya writer's block.
Buat yang belum tahu, writer's block tu adalah suatu keadaan penulis ketika mengalami kebuntuan akan tulisannya, mereka cenderung merasa kehilangan kemampuan menulis yang kemudian membuatnya sulit untuk melanjutkan dan menyelesaikan karya tulisnya. (sumber : ef.co.id)
Nah, itulah kira-kira. Dalam tiga hari terakhir, ada 3 draft mangkrak. idenya sempet ada, tapi kalau dah ditulis hanya dapat 1-2 paragraf saja, habis itu ya nge-blank parah. Kalaupun kemarin selesai satu pekerjaan, itu luar biasa aku paksa karena memang sudah deadline-nya yang satu itu.Nggak bisa ditunda lagi.
Wow,jarang-jarang ini terjadi.
^^^
Setelah dipikir-pikir, ternyata ini ada hubungannya dengan kondisi pikiran yang lagi nggak stabil karena beberapa persoalan.
Persoalan paling parah si minggu ini soal pekerjaan yang harusnya di up akhir bulan tapiii..akhirnya karena ada kasus (internasional), terpaksa di hold duluu. di tengah gempuran media sosial dan "opini netizen" sebenarnya aku bisa saja memutuskan langsung "memutus" SPK yang udah ditandatangani bersama, seperti yang dilakukan bberapa orang.
Tapi, aku memutuskan nggak mengambil langkah ini sebelum memikirkannya baik-baik. Aku berinisiatif sholat istiharah pagi itu, dengan harapan dapat solusi yang beneran melibatkan yang diatas. Ternyata dari situ, memang muncul keberanian. Keberanian buat nawarin ke klien, solusi terbaik kira-kira apa.
Dan bagaimana agar masalah ini jadinya tuh win-win solution. Alhamdulillah, ide ini ternyata cukup manjur dan mereka setuju dengan tawarannya. Alhamdulillah banget.Selasai dulu satu persoalan yang sudah jadi pikiran berhari2 ini :)
kedua, masalah pertemanan.Memang benar, kata orang tu : people come and go. Tapi..kali ini kayaknya go-nya jadi nggak biasa. Ada perasaan nggak enak yang luar biasa karena aku sih yang jadi penyebabnya dan mungkin sunguh menyebalkan buat orang tersebut hahahahaha.
Sesungguhnya, ini sih aku banget aslinya. Aku yang selalu berprasangka baik sama semua orang. Sampai kadang nggak mikir perasaan orang lagi nggak baik-baik saja. Aku selalu berpikir, intinya semua orang baikkk terusss....nyatanya kan nggak demikian.
Soal berprasangka baik ke orang ini, aku sudah pernah kena batunya sebenarnya di Juni 2019. Aku yang sama sekali nggak ngerasa atau mungkin ngerasa sesuatu tapi nggak pernah pusingin yang negatif2
Menurutku ya lagi-lagi semua orang baik. Ternyata mereka di belakangku memfitnah,bahkan menyebarkan hal yang nggak benar sama sekali ke keluarga besar. Sumpah,nggak nyangka akan terjadi. Nggak ada feeling juga karena merasa semua orang, ya itu tadi..semua orang baik selalu (di depan)
Ya sudahlah.Semua sudah terjadi Kejadian 2019, sudah aku maafkan juga awalnya susah banget.Tapi, seiring berjalannya waktu,bisa juga. Dendam? sama sekali nggak, biasa lagi kalau tiba-tiba bertemu (dan pasti akan ketemu,ketemu lagi walau jarang-jarang)
Untungnya memaafkan dan melupakan itu dua hal yang beda banget kan?
Maafkan, walau ini hal yang tak bisa dilupakan sama sekali, mungkin sampai kapanpun. Apa tindakanku selanjutnya? ya, sejak itu menjaga jarak aja. Seperti kata orang, kalau dua gelas beling terlalu dekat,kesenggol dikit, ya bisa pecah. Jadi ya, ada baiknya jaga jarak aja...
Nah, balik lagi kepada kejadian berapa hari lalu tu, aku sebenarnya nggak pernah kepikiran orang bakal sebel dengan kelakukanku haha. Padahal beberapa tanda sebelumnya agak jelas walau samar :) lagi-lagi aku polos :) Ya sudahlah, sekali lagi, aku nggak ada niat apa-apa, apalagi niat menjengkelkan orang.
Aku juga sadar se sadar2nya sih, apalah aku nih :)
Minta maaf langsung kayaknya bukan solusi.Tapi seperti kasus pertama dulu, ya baiknya jaga jarak dan menyadari semua tak lagi sama adalah separuh dari penyelesaian masalah.
InshaAllah tetap ada doa buat mereka-mereka ini (hal yang tak pernah aku lupakan dan komit dari dulu, mendoakan orang2 yang bahkan sudah mengecewakan aku, apapun bentuknya)
Dan, bagaimanapun mereka tercatat pernah baik banget (justru aku yang blm bisa balas, maafkan). kalaupun ada masalah, sekali lagi mereka dan aku juga, ya manusia biasa aja. tak luput dari dosa. jangan khawatir soal perasaanku, aku sudah maafkan kok. Semoga bisa memaafkan aku juga. Aamiin...
Aduh, curhatnya kepanjangan ini hahaa
**
Balik lagi ke soal writer's block tadi
Mengaca dari dua kasus diatas, kayaknya penyebabnya memang itu sih. Semingguan yang nggak stabil jiwa dan perasaan.Ditambah kurang ibadah, komplitlah hidup haha
* Mulai membaca banyak-banyak jadi solusi menimbulkan semangat lagi. Semangat nulis,semangat buat kerja lagi. Apapun jadinya aku baca nih.Mulai baca-baca tulisan orang di Kompasiana, baca majalah Bobo sampai baca novel yang dipinjam ke perpus kemarin dan nggak tamat-tamat hehe.
* Yuks banyakin berdoa,biar badai cepat berlalu. InshaAllah ada pelangi setelah hujan, kata orang-orang demikian adanya
Begitu deh cerita Jumatku yang teramat receh -- tapi minimal dah nulis lagi, dah nggak seminggu sekali doank-- haha, kalian bagaimana?
Untuk atasi mental block...banyakkan membaca dan kawal stress sebaik mungkin
BalasHapusBenar kak hanafi,ternyata dua hal itu salah satu kuncinya ya. Terima kasih
HapusAku orangnya tipe yg gak enakan kadang jadi bikin susah sendiri haha...apa kabarnya aku yg baru setahun mbak 😁, kadang buntu juga mau nulis apaan, paling banyak seminggu 2 x...itu juga sebetulnya ga ada kesibukan banget sih ,tapi ga bisa kalau tiap hari kayak orang"..suka wow gitu
BalasHapussama mbak,aku juga blm bisa tiap hari,bisanya sesukanya haha...iya sama euy, tipe2 gak enakan dan terlalu baik :)
Hapus