Ini cerita tentang aku dan seorang ayah. Kami memanggilnya abah. 22 tahun yang lalu, tepatnya 19 Juni 2001 (27 Rabiul Awal), hari yang tak pernah kami sangka-sangka, beliau meninggalkan kami untuk selamanya. Meninggalkan 1 istri dan 3 anak yang belum apa-apa saat itu..
Aku baru saja wisuda S1 tahun itu. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Jogjakarta. 2 Adikku baru lulus SMP dan satu lagi, lulus SMA
Lulus dari UII, beliau sempat menawariku untuk mencari kerja di Banjarmasin, namun entah kenapa aku menolak dalam diam. Aku tidak mengiayakan tapi juga tidak menolak.
Dan benar saja, takdirku memang bukan bekerja di Banjarmasin....
Baru beberapa hari setelah wisuda, aku menerima panggilan kerja sebuah media di Jakarta. saat itu, walau belum wisuda , dengan bekal surat keterang lulus, aku memang sudah menyebar banyak lamaran kerja dari berbagai lowongan yang aku tahu.
Media tersebut memanggil aku, barangkali karena portfolio tulisanku yang sudah lumayan. Selain aktif di lembaga pers mahasiswa selama kuliah, juga sudah aktif menulis di koran lokal jogja, walau masih kolom mahasiswa haha.
Singkat cerita, setelah berkali tes (dan beliau menghubungi saudaranya di jakarta) buat aku menginap selama tes --- aku lulus tes masuk kerja pertamaku. Tentu saja, keluarga yang pertama aku kabari.
Lagi-lagi, beliau menelpon saudara di Jakarta,buat aku menumpang sementara sebelum dapat kos-an. Akupun menginap di rumah saudara yang sebenarnya juga baru aja kenal tersebut.
Alhamdulillah, seminggu bolak balik Rawamangun-Kebayoran Lama, aku berhasil dapat kos pertamaku di Jakarta .. kos-an di jalan Makmur Arteri Pondok Indah Jaksel, kalau dilihat-lihat sekarang tuh persis di depan mall Gandaria City.
Kos yang aku jalani 3 bulan dengan perasaan tidak jelas.Aku nggak betah.Bukan dengan teman-teman kosnya.Bukan pula dengan lingkungan seputaran kos. Bukan karena jaraknya yang jauh dari kantor.Bukan banget. Aku tak betah, karena kos nya kurang soal kebersihan.OMG.Ini bukan aku banget.
Aku mulai berburu kos-kosan lagi. Menemukan kos kedua di Jakarta.Di sebuah rumah kos,berkamar dua saja !.Pemiliknya seorang ibu single usia 55 tahunan saat itu. Aku dan Imel, penghuni kos satunya dengan cepat menjadi teman baik. Walau kami berbeda pekerjaan dan banyak hal. Miss u Mel, where are you now?
****
Aku dekat dengan abah. Bisa dikatakan demikian. Ketika aku pertama kali ke Jogja bersama beberapa teman SMA, tak kusangka abah juga mengiringi dengan naik kapal yang sama. Alasan beliau ada sekalian tugas ke Semarang.
Benar sih, beliau ke Semarang baru lanjut ikutan ke Jogja.Sementara rombonganku langsung ke Jogja dan nginap di Asrama Kalsel Yogyakarta, namanya Asrama Pangeran Antasari.
Apa yang dirasakan seorang anak SMA saat itu? tentu saja kurang suka,merasa diikut2i haha. Aku malu sama teman-teman geng SMA-ku hahahahahah.Padahal sih temen-temenku biasa aja. ..
Ringkasnya, aku lulus UII (yang saat itu juga sudah relatif mahal) tapi beliau setuju aja dengan pilihanku. Walau saat itu sempat ditawari buat kuliah di Malang atau Surabaya yang relatif dekat dengan Banjarmasin. Tapi rejekinya memang disana, alhamdulillah.
Abah gercep banget mencarikan kos di Jogja. Tiba-tiba kos nya sudah dapat aja tanpa aku ikutan nyari, masya Allah, sebuah kos an yang cukup mewah juga dan mahal huhuhu. .
Kos pertamaku di jogja di Ringin raya no 123 Concat Depok Sleman Yogyakarta !. haha, aku hapal betul alamatnya hingga saat ini. bahkan baru-baru ini iseng mencari di google map, apakah alamat itu masih ada?
kos berisi 40an kamar. Sayangnya abah dah terlanjur membayarnya selama 1 tahun buat kos disana. Aku pasrah saja.Menghabiskan 1 tahun dengan perasaan campur aduk.Kurang cocok dengan anak-anak kos nya dnegan beragam latar yang terlalu crowded menurutku. Alhamdulillah, di kos ini menemukan 3 besti, yang bisa diajak seru-seruan !
Kamarku di bawah, persis depan ruang TV umum yang hampir selalu ramai dengan anak-anak kos yang entah kenapa, nggak cocok sama sekali. belajar juga nggak nyaman huhu. Tapi aku bersabar, demi tidak membebani orang tua lagi buat bayar kosan hahahaha !
Tahun kedua aku menelpon abah, laporan kalau sudah menemukan kos lain buat pindah. Sebuah kos di perkampungan. Aku banget ini yang suka suasana kampung ! kosnya tak begitu besar.Lebih mirip rumah kontarkan, di wisma ratih Mancasan Kidul. Masih adakah saat ini? belum aku cek sih.
Di kos inilah aku menghabiskan 3 tahun terakhir masa kuliahku. Bertemu dengan teman-teman yang seru, dua diantaranya berasal dari kos lamaku sekaligus tetap besti dan yang juga penting, bergaul dengan masyarakat lokal haha. Btw, bahasa Jawaku cukup lancar akhirnya :)
Seingaku abah beberapa kali ke Jogja buat tugas kantornya. Oh iya,alm abahku tuh dosen sebuah perguruan tinggi negeri di Banjarmasin.
Seingatku si, abah jarang bgt mampir ke kos ku yang bisa dibilang terpencil ,susah dicari haha. Akulah yang selalu menuju ke penginapan atau hotelnya buat mengunjungi. Lalu jalan kemana-mana. Menyenangkan.
Abah selalu tanya ; mau makan dimana? Favorit kami, sate dekat alun-alun kidul. Dulu dsitu ada sate enak, selain itu fast food idolaku haha.
Sebagai anak kos yang gizinya ngepas,tentu saja aku sangat bahagia. Selalu memilih makanan yang agak mahalan, yang tak terjangkau di kantong anak kos an. Dengan senang hati, abah selalu mengabulkannya.
Oh iya setiap datang ke Jogja, beliau juga selalu mengajakku berburu buku.Membeli buku-buku baru. Kadang ke shopping center, kadang ke toko buku Toga Mas atau lainnya. Ini benar-benar menyenangkan. Aku membeli banyak buku, mulai novel,puisi dan apa saja. buku-buku yang dikemudian hari cukup merepotkan juga pas pindahan ...
Hobi yang sama memang menyatukan kami : suka membaca
***
Masa kecil aku lalui dengan bahagia. Ingat sekali, saat itu aku baru duduk di kelas 1 SD. nilai rrapor-ku tiba-tiba jelek. Abah nggak percaya dengan penilaian guru saat itu. Aku juga lupa bagaimana cerita persisnya.
Yang aku ingat beliau protes ke walikelas saat itu.
Dari sini aku belajar : beliau lah yang ternyata orang yang paling percaya bahwa anaknya ini sangat cerdas. Dan nggak mungkin banget nilai akademisnya sejelek itu. Aku sih tak tahu apa jawaban wali kelas atas protes abah itu.
Yang jelas, di cawu 2 atau semester 2 ya saat itu, nilainya BERUBAH. Aku melesat jadi peringkat 1 di kelas. Hingga kelas 6, tak pernah lepas dari 2 besar. Kalau tak salah ingat, tamat SD, nilaiku juga no 2 terbaik satu sekolahan !. Wuihhh...-- oh iya, catatan penting : Sdku bukan SD favorit kala itu, aku skul di SD biasa aja haha. Deket rumah, berjalan kaki.
Di rumah abah banyakkk punya buku. Minatnya dis egala bidang. Dari kecil aku dah buanyakkk sekali baca bukuuu...bukan buku anak kecil tapi buku-buku dah kelas berat sejenis biografi. Novel sastrawan sudah aku khatamkan zaman SMP atau SMA-an.
Kami juga berlangganan koran dan majalah. Hmmm...aku update banget dl tuh masalah di dunia ini, bahkan juga politik hahahahaha.
Suatu hari, guru bahasa Inggris di les LIA kalau nggak salah, menyuruh kami bercerita tentang seorang tokoh.
Dengan bahasa Inggris yang terbata-bata aku menjelaskan secara detail sejarah bung Karno hingga cerita istri-istrinya. hhaha, gurunya terheran-heran !
Abah juga aktif di banyak organisasi. Mulai Ansor, NU hingga partai politik. Rumah sering sekali jadi tempat rapat. Kalaupun beliau rapat di luar hingga malam, beliau selalu bawa oleh-oleh bila pulang ke rumah.
Miss this moment !
***
Setelah aku lulus ujian skripsi,abah memang mulai sakit-sakitan.Suatu hari di November 2000 (akalau tak salah ingat), beliau menelponku soal sakitnya dan mengabarkan dirujuk berobat ke RS dr Soetomo Surabaya dan akan segera ke Surabaya. beliau menyebutkan tanggal ke Surabaya.
Aku memutuskan menyusul juga ke Surabaya
Aku naik bis Jogja-Surabaya saat itu. Abah berjanji menungguku di terminal Bungurasih Surabaya.
Dan betapa kagetnya aku saat itu, abah terlihat sangat kurus. hampir saja air mata tertumpah,tapi aku tahan.
Kami menginap di rumah saudara beliau 1 malam kemudian besoknya ke RS. Diagnosa dokter ada tumor kecil-kecil di livernya. Tapi saat itu tak bisa dioperasi. Aku lupa persisnya kenapa.mungkin karena terlalu banyak menyebar.
Malam kedua di Surabaya, kami menginap di penginapan dekat makam Sunan Ampel.Biar sekalian gampang berziarah juga. Setelah selesai pengobatan itu aku ikut pulang ke Banjarmasin, karena sudah lulus kuliah dan belum ada panggilan kerja apapun.
***
17 Juni 2001. Hari Minggu.Aku menelpon ke rumah seperti biasanya.Ngobrol dengan abah. Tapi entah kenapa ada yang berbeda.
Abah yang biasanya ngobrolnya nyambung, becandaannya nyambung,terasa nggak nyambung.Habis menelpon itu,aku menangis sejadi-jadinyadi kost-an, SENDIRIAN. Hari itu kerja libur
Feeling sudah nggak enak. Seharian aku tak tenang di kos-an.
Namun apa daya,aku pekerja baru.belum bisa cuti. Beberapa hari sebelumnya kalau tak salah, aku sempat menghadap atasan buat izin pulkam,tapi izin nggak turun.kantor lagi deadline.
18 Juni, senin, ada kabar beliau kritis.pesawat tak ada lagi hari itu, aku mencari tiket pesawat buat 19 Juni
19 Juni pagi aku buru-bur ke bandara. Dapat pinjeman uang dari kantor juga buat mudik !,Dapatnya pesawat siang hari itu.
Sampai bandara, belum terlalu sore, dijemput 2 orang om ku.Mereka tak mengatakan apa-apa.bahkan sebelum sampai rumah aku masih sempat diajak makan. Kalau tak salah aku memang tak makan dari pagi, memang lapar .Aku makan dengan lahap :).
Kami meneruskan pejalanan ke rumah. Dan sampai depan gang, aku sudah melihat bendera hijau dan nama yang terpampang di papan tulis kecil. Aku hampir pingsan saking tak percaya...
Inalillahi wainna ilaihirojiun..
****
Setelah 22 tahun..
Aku mengingat-ingat banyak hal. Aku merenungkan beberapa hal yang selama ini luput dari perenunganku.
Aku hari ini kuakui adalah bentukan beliau. Filosofi tentang kewajiban untuk mencoba menjadi orang baik dan bermanfaat terus aku jalankan.
Pesan beliau juga : jangan pernah melupakan jasa orang lain ke kita, sekecil apapun.Tapi lupakanlah kebaikan yang pernah kita lakukan buat orang lain.
Pekerjaan dan bakat menulis barangkali juga turunan dari beliau. Alhamdulillah. Ada satu sih cita-cita beliau yang belum aku wujudkan, semoga segera...
InshaAllah selalu ada doa buat beliau, di setiap waktu, di setiap sholat wajib dan sunnah
Al Fatihah..
Masyaallah, sedihnya.... Memang demikianlah ajal beliau yang telah diberikan oleh Sang Pencipta.
BalasHapusIya bu,selalu ada hikmahnya...hehe,tulisannya aslinya belum kelar.nggak sanggup menuntaskan lagi :(
Hapus