Demam Bardarah Dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang menakutkan. Bila sudah positif DBD, bisa mengajukan permintaan fogging gratis di puskesmas setempat. Inilah pengalaman merawat anak terkena DBD.
Sekitar dua minggu lalu,anak saya mendadak panas tinggi. Kemudian disertai dengan mual,muntah dan mengeluh badan yang terasa sangat pegel. Awalnya saya tak menyangka ini merupakan ciri awal DBD.
Hari kedua,saya bawa ke puskesmas dan diberi obat-obat standar buat sakit panas seperti Paracetamol ,antibiotik dan vitamin. Namun panasnya tak jua menurun.Kalaupun menurun,hanya sebentar kemudian lanjut panas lagi.
Anak saya juga kehilangan nafsu makan yang parah,padahal biasa nya sangat suka makan. Ini tentu saja sangat meresahkan saya. Hari keempat,panasnya tak kunjung turun. Saya mulai merasa ada yang tak beres. Terlihat ada sedikit bintik merah,cuma tidak begitu yakin.
Karena hari Minggu,saya sabar dulu dan memutuskan Senin harus segera periksa darah. Sementara anak saya hampir seharian semalaman mengeluhkan nyeri pada sendi. Terutama di kaki dan di punggung belakang.
Hari kelima Senin,18 Oktober 2021,buru-buru ke puskesmas untuk periksa darah. Dokter umum yang memeriksa agak curiga terkena DBD. Walau tetap ada kemungkinan typus yang gejalanya . Langsung di periksa darah. Sementara kondisi anak saya terlihat sudah lemas dan tiduran saja di ruang tunggu.
Usai periksa darah, anak saya disuruh bawa pulang dulu karena hasilnya masih kurang lebih 1 jam. Sejam kemudian, saya balik ke puskes dan benar saja. Trombositnya 70.000 saja dari normalnya minimal 150.000 waduh. Langsung diminta bawa ke IGD rumah sakit terdekat untuk dirawat alias opname.
Penyebab dan Gejala Penyakit DBD
Seperti sudah banyak kita ketahui, penyebab penyakit demam berdarah adalah virus dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk “ aedes aegypty” dan “ aedes albopictus” .
Secara umum, gejalanya adalah :
#Panas tinggi lebih dari 38 derajat celcius
#Sakit kepala, pusing, lemas, mual
#Bintik merah pada kulit
#Tekanan darah menurun, denyut nadi cepat
#Gelisah, badan dan kaki dingin
#Badan terasa skit
# Pendarah bisa gusi berdarah, diare dll
Anak saya mengalami hampir semua gejala itu, tetapi untungnya tidak ada pendarahan seperti gusi berdarah dan diare atau malah muntah darah.
Pertolongan yang Saya Lakukan pada saat di Rumah
Apakah DBD bisa dirawat di rumah? ini menjadi pertanyaan saya. Sebelum dirawat di RS ada beberapa hal yang saya lakukan. Ini juga rekomendasi puskesmas dan hasil baca-baca di Google tentang apa obat sakit DBD pada anak :
# Tetap memberi obat penurun panas. Walaupun pengalama kemari tidak banyak pengaruhnya dan anak tetap sering demam tinggi.
# Kompres air hangat terutama bila sudah terasa panas lagi.
# Mecoba memberi makanan yang dia mau walau susah karena nafsu makan lagi hilang. Paling dapat 1-2 suapan saja
#Memberi sebanyak mungkin minumam. Saya memberi air putih, pocari yang mengundung ion tubuh, jus jambu kemasaran (Buavita).
#Karena anak saya mengeluh sakit kaki dan badan, sedapat mungkin dipijit pelan dan diberi minyak kayu putih seluruh badannya.
4 Hari di Rawat di RS
Apa yang harus dilakukan jika anak DBD? Pasti membingungkan ya buat kita para ibu..
Hari kelima dari sakitnya, anak saya akhirnya dibawa ke IGD dan diputuskan dirawat. DI IGD RS Bhayangkara Banjarmasin , kembali melakukan berbagai pemeriksaan :
# pemeriksaan antigen, untuk memastikan si pasien bebas dari covid-19
#Periksa darah ulang lagi , walau sudah ada hasil di puksesmas. Yang mengejutkan disini trombosi kembali turun menjadi 60.000
# Diperiksa tensi dan saturasi
#Diperiksa secara fisik oleh dokter umum IGD
#Dipasang infus sesegera mungkin
Kemudian setelah dirawat IGD dipindah ke ruangan dan rutin di visit dokter anak -- dr. Choirul Anam, Sp.A
Hari ke-6 dari sakit sempat dilakkan pemeriksaan darah lagi dan trombosit diangka 30.000. Kemudian hari ke-7 sakit (hari ke-4di RS) dilakukan ulang periksa darah dan trombosit sudah naik ke angka 60.000.
Hari ke-4 di RS ini, anak saya sudah diperbolehkan pulang dengan membawa beberapa vitamin dan beberapa catatan dari dokterselama perawatan lanjutan di rumah. Alhamdulillah.
Oh iya, saya juga ditanya apakah memakai BPJS atau tidak. Kebetulan saat ini tidak memakai BPJS dul karena satu dan lain hal. Kemudian diminta mencari kamar segera ke bagian administrasi.
Setelah beres administrasi, juga diminta ke apotik mengambil obat. Oh iya, di RS Bhayangkara Banjarmasin tidak ada DP rumah sakit atau jaminan lain. Pembayaran dilakukan belakangan alias ketika sudah diperbolehkan pulang.
Demikianlah, pengalaman saya merawat anak yang terkena DBD. Baik selama di rumah maupun menunggu selama di RS.
Semoga bermanfaat
Gejala DBD dan tipus ini memang mirip ya mba. Dulu aku sempet mengira anakku DBD, tapi ternyata setelah diperiksa detil, itu tipus.
BalasHapusSekarang ini, kalo badan anak udah panas apalagi lebih dari sehari, dan ga turun walo dikasih obat, aku udah kuatir sendiri. Antara COVID atau DBD Krn sedang musim :(.
Jadi biasanya untuk aman, aku juga selalu bawa langsung aja ke RS.
bener skrg kalau anak panas, kita jadi menerka, ini dbd tipus atau malah covid.nauzubillah minzalik ya
HapusIya smg kedepannya kita tetap sehat dan dilindungi ya
Saat ini saya sedang di rumah sakit. Anak saya opname juga. Baru ketahuan dbd hari 4 setelah tes darah. Pas waktu diklinik trombosit 70000 pas bawa ke igd turun ke 53000. Hancur rasanya hati, meyalahkan diri sendiri kenapa gak dari awal panas di bawa ke rs. Karena memang biasanya kalo panas saya kasih obat penurun panas 3-5 hari sembuh sendiri. Setelah membaca blog mbak enny saya agak merasa tenang hati. Karena mas nya saat ini sudah sembuh. Terima kasih mbak atas sharing pengalamnnya. Doakan anak saya cepat sembuh. Ini hari kedua ananda di opname di rumah sakit.
BalasHapusYa Allah, semoga segera diberikan kesembuhan ya.sedih bgt kita kalau anak sakit, apalgi DBD. Semoga pulih lagi adek..cepet pulang ke rmh lagi
Hapus