Pernah nggak merasa dalam keluarga besar ada yang toxic alias menyebalkan? Boro-boro nyaman saat bergabung, yang ada perasaan terpaksa bila harus berkumpul. Beberapa hal dibawah ini bisa dilakukan bila berada dalam kondisi toxic family.
sumber foto :sepositif |
Kejadian ini dialami seorang teman baik saya. Sebut saja namanya Mira. Sudah beberapa tahun Mira merasa tertekan bila berkunjung ke Jogjakarta, tempat keluarga suaminya.
Hubungannya dengan kedua mertuanya dari awal pernikahan tidak pernah berjalan mulus. Apalagi kondisi keuangan mereka, dalam tahun kesekian, usaha yang mereka bangun jatuh bangun dalam beberapa tahun terakhir.
“Dulu sering kangen dengan Jogja, tapi, setelah menikah, Ke Jogja sudah seperti neraka, “ ungkapnya sedih.
Saya sepenuhnya paham perasaannya. Kami banyak menghabiskan waktu bersama ketika kuliah di Joga. Yang menjadikan kota itu berkesan dan meninggalkan banyak kenangan buat saya, Mira dan banyak sahabat saya lainnya.
Namu situasinya berbalik 360 derajat ketika Mira mendapatkan jodoh orang Jogja dan ketidakakurannya dengan kedua mertuanya.
Pada awal menikah memang hubungan sempat baik-baik saja. Namun kemudian hubungan memburuk, dengan berbagai sebab. Misalnya persepsi mertuanya, ketika mereka ke Jogja , bukan berniat untuk mengunjungi atau merawat orang tua, tapi lebih banyak berwisata dibanding di rumah dan akhirnya ada omongan tidak enak.
Atau beberapa hal lain, yang akhirnya menumpuk dan membuat hubungan menjadi toxic family. Beruntungnya, ipar-iparnya memperlakukannya dengan baik dan tidak pernah terjadi masalah besar.
“Bahkan mereka sering mengajak ngobrol bila mertua sudah nyinyir soal macam-macam,” ujar Mira.
Namun perasaan buruk yang menumpuk selama bertahun-tahun ini, diakui Mra membuatnya frustasi berkepanjangan. “Kalau toxic dengan teman kita bisa memutuskan hubungan pertemanan. Namun bila toxic dengan keluarga, mau tak mau harus kita terima, “ ujarnya tetap galau.
Tanda-tanda berada dalam keluarga toxic
Toxic dalam keluarga bisa dialami siapa saja. Tidak selalu hubungan menantu dengan mertua. Kadang bahkan hubungan antar saudara kandung yang sama-sama mempunyai akar yang sama, bisa saja tidak menyenangkan.
Sebenarnya, perselisihan dalam keluarga adalah hal yang biasa. Namun, hal itu harus diselesaikan. Bila tidak,yang terjadi adalah ketidaknyamanan. Apalagi bila sudah sama-sama dewasa, dan mempunyai “kubu” keluarga kecil masing-masing. Hubungan antara saudara kandung yang tidak selaras, bisa menyebabkan permusuhan yang turun temurun dan kebencian yang berlanjut.
Bagaimana mengetahui terjadi toxic atau tidak? Salah satunya perhatikan baik-baik dirimu. Bila terasa ada yang tidak nyaman dalam hubungan keluarga atau malah ada yang mengendalikan aspek utama kehidupan, itu salah satu cirinya. Dalam hubungan toxic di keluarga, tidak akan ada rasa kasih sayang, cinta bahkan satu sama lain kehingan rasa hormat dan menghargai.
Bagi yang berada dalam keadaan ini, ada beberapa hal bisa dilakukan :
# Melatih mental
Latih mentalmu agar sabar dan terus bisa bertahan. Jangan biarkan mereka menggoyahkan pendirianmu atau terlalu campur lebih dalam dalam kehidupan pribadimu. Bangun pertahanan diri yang kuat dan tingkatkan kesabaran.
#Putuskan yang terbaik bagi dirimu
Hanya kamu sebenarnya yang bisa memutuskan yang terbaik dalam kehidupanm. Orang lain bisa saja memberi masukan tapi keputusan tetap di tanganmu.
#Tahu kapan berkata tidak
Kadang ada rasa tidak nyaman untuk berkata “tidak”. Bila menurutmu itu tak baik atau memang kondisimu tidak memungkinkan untuk berkata ‘ya”, tak apa untuk menolak.
# Mengambil jarak sementara waktu
Bila memang rasa-rasanya tidak memungkinkan lagi untuk hubungan baik seperti dulu, tidak apa-apa mengambil jarak terlebih dahulu. Mungkin akan terasa ganjil di awal dimana ada jarak diantara keluarga, namun ini sebenarnya positif, untuk masing-masing pihak berpikir kembali. Selain bermanfaat untuk mengembalikan ketenangan jiwa masing-masing pihak yang berselisih.
#Berdamai dengan diri sendiri
Tetap ada perasaan tidak nyaman di hati? Ada baiknya berdamai dengan diri sendiri. Menerima keadaan yang sudah terjadi dengan perasaan lebih ikhlas dan legowo.
Riliv Bisa Membantu
Toxic family bisa menimpa siapa saja. Bila kamu sudah merasa tidak sanggup menghadapinya, barangkali sudah saatnya mencari orang yang profesional di bidangnya untuk diajak sharing. Psikolog profesional akan membantumu.
Salah satu yang bisa
kamu coba adalah Aplikasi Riliv. Riliv
merupakan sebuah social network yang menghubungkan seorang klien dengan orang
yang berlatar belakang psikolog melalui online. Riliv juga dikenal sebagai tempat konseling dan meditasi online, dimana dan kapan saja.
Jangan khawatir dengan kerahasiaan permasalahanmu. Di Riliv dijamin keamanannya 100 persen. Kamu bukan hanya akan menemukan teman bercerita yang tepat tetapi juga akan menumakan berbagai sudu pandang baru terhadap permasalahanmu. Dan pada akhirnya akan menemukan solusinya.
aku ada sih saudara yang toxic, sepupu... dan aku memilih menjaga jarak
BalasHapusSama.aku juga kak, lebih baik menghindar...masih byk saudara yang lain dan bikin nyaman :)
HapusHarus sebisa mungkin menghindar, atau "main-main"nya sebentar aja..hihihihi
Hapusnah bener banget, jangan terlalu sering berinteraksi wkwkw
Hapus