Yakinlah, bahwa kita tidak akan terjatuh dan bersedih karena berbagi. Karena hal kecil yang kita bagikan bisa jadi suatu yang sangat berarti dan membahagiakan bagi orang lain.(https://www.dompetdhuafa.org)
Bukan
perkara mudah menebar kebaikan. Yang lebih tidak mudah lagi adalah
mempertahankan konsistensinya. Namun tentu saja harus terus diupayakan.
Apalagi, kata orang, hidup hanya mampir minum.
Terus
terang, tidak mudah menulis soal menebar
kebaikan ini. Bukan apa-apa, saya merasa tak ada apa-apanya kalau sampai pada
urusan menebar kebaikan. Masih teramat minim walaupun usia berasa tak minim
lagi.
Teringat
seorang sahabat blogger di kota saya, yang sudah beberapa tahun terakhir
membuat gerakan menyantuni anak yatim dhuafa dan lansia. Langkah yang ditempuh
cukup sederhana. Hanya ajakan lewat WA atau japri ke beberapa teman dan membuat
rekening khusus. MasyaAllah nya, sumbangan mengalir tak henti-hentinya.
Dengan
gerakan ini, mereka akhirnya rutin menyantuni dhuafa seminggu sekali dan
menyantuni lansia sebulan sekali. Biasanya lansia mendapat bantuan sembako atau
mereka membagikan nasi bungkus ke pasar-pasar. Baru-baru ini bahkan mereka
sudah “sanggup” membantu seorang lansia untuk membangun sebuah rumah sederhana.
Alhamdulillah rumah yang tadinya tidak layak buat tinggal sudah berubah jadi
sudah rumah sederhana tapi sehat.
Gerakan
membantu yatimpun terus bergulir. Terkadang tiap Jumat , mereka menyalurkan
makanan sehat dan ‘enak” buat anak-anak yatim. Pada kesempatan yang lain,
mereka membagikan alat-alat tulis, tas bahkan baju-baju baru buat mereka.
Ketika wabah Corona menyapa mereka sanggup mengupayakan adanya masker, sabun
cair hingga hand sanitizer.
Sungguh, sebuah gerakan dari anak-anak
muda yang sangat menginspirasi...
BAGAIMANA DENGAN SAYA?
Pertanyaan yang sungguh buat
menanyakannyapun saya malu sebenarnya. Saya yang sekali lagi mungkin usianya
lebih tua dari teman-teman yang saya ceritakan di atas, nyatanya belum banyak
berbuat kebaikan, apalagi menebar kebaikan.
Namun, beberapa tahun belakangan, saya
mencoba memperbaiki diri. Salah satunya yang rutin saya lakukan adalah berusaha
satu hari satu kebaikan. Sejauh ini
masih berupa hal-hal sederhana.
Misalnya , bila belanja di mini market
atau warung ketika pulang sekolah anak-anak, sengaja membeli “paket” minuman
plus roti/kue/biskuit, buat dibagikan ke tukang parkir jalanan, pengemis atau
tukang becak. Tidak banyak. Kadang hanya 1-2 paket saja.
Hari Jumat biasanya agak istimewa.
Membelikan mereka nasi bungkus atau bahkan sate lontong. Cuma saya perhatikan,
hari Jumat banyak sekali yang membagikan makanan, terutama di jalan-jalan besar
Banjarmasin. Alhamdulillah. Jadi
kemudian saya berusaha “mencari” daerah yang tak terjangkau para penyumbang
lain.
Di lain kesempatan, bersama suami,
paling-paling kami mengunjungi panti asuhan dekat rumah dan membawa sedikit Zakat
atau
sumbangan buat anak-anak. Sekali lagi,
jumlahnya tidak banyak. Semampunya kami saja.
Tidak bisa bersedekah pada manusia? Kadang saya iseng membagi kasih
sayang pada burung-burung liar di belakang rumah yang kadang mampir. Hanya
menebarkan remah-remah roti saja buat makanan mereka.
Semoga tulisan ini tidak dianggap riya ya. Apalagi jumlahnya masih sangat
terbatas dan inshaAllah kita semua paham kebaikan berbagi
WABAH CORONA TIDAK HARUS BERHENTI MENEBAR KEBAIKAN
Tentu saja. Kita semua pasti sepakat
dengan pernyataan itu. Apalagi banyak sekali yang sudah terdampak Corona, bukan
hanya terkena penyakit yang mematikan ini tetapi juga mereka yang terdampak secara ekonomi. Mulai
dari ojek online , pekerja harian hingga kelas menengah.yang banyak di PHK atau
dirumahkan tanpa di gaji.
Terus terang, untuk berbagai kasus
Corona ini saya tak banyak bisa membantu. Apalagi kami juga sedikit banyaknya
terdampak wabah Corona ini. Meski
demikian tetap berusaha banyak berbagi, apalagi sudah memasuki bulan Ramadhan.
BACA JUGA :
Namun , alhamdulillah masih diberi
Allah kesempatan menebar kebaikan. Beberapa waktu lalu, seorang teman kuliah
dulu yang kini bekerja di Kementerian Luar Negeri Jakarta menghubungi
saya. Dia dan teman-temannya di Kemenlu
mengumpulkan sejumlah dana untuk mereka dedikasikan buat tenaga medis.
Berbagi untuk tenaga medis |
Mereka membelikan APD dari produsen APD langsung dan disebar ke
rumah sakit dan puskesmas di seluruh Indonesia.
Kata teman saya, secara tekhnis, mereka
mengumpulkan uangnya kemudian memesan APD ke pembuatnya langsung, kemudian
mencari kontak rumah sakit dan puskesmas di seluruh Indonesia.
Tidak secara langsung tetapi melalui
berbagai kenalan/teman yang ada di kota-kota tersebut. Nah, untuk wilayah
Banjarmasin, teman saya minta tolong dicarikan kontak-kontak RS atau puskesmas
yang masih membutuhkan APD.
Awalnya saya kira ini bukan pekerjaan
sulit. Apalagi saya banyak kenalan dan sodara yang bekerja di rumah sakit atau
puskesmas dan tentu saja kontak
teman-teman blogger yang
berprofesi di bidang kesehatan.
Nyatanya
tidak semudah membalik telapak tangan. RS atau puskesmas yang sudah kami
dapatkan kontaknya tidak semata-mata menerima. Bahkan mereka curiga ini cuman
hoaks bahkan yang lebih parah mereka menyangka penipuan.
Walaupun
saya sudah meyakinkan mereka bahwa ini murni sumbangan dengan niat membantu
tenaga medis, mereka tidak percaya begitu saja. Pertanyaan mereka macam-macam
dan kadang “aneh” :
“Kalau
memang benar dari Kemenlu, kenapa nggak lewat Pemda saja?Kenapa langsung ke
RS?”
“
Berapa banyak mereka akan menyumbang APD? “
“ Apakah
kami harus membayar sesuatu, misalnya ongkos kirim?”
Dan
banyak pertanyaan lainnya. Bukan hanya teman saya dari Kemenlu yang sabar
menjawab pertanyaan dan telpon dari mereka. Sayapun demikian. Beberapa
diantaranya berhasil kami “ yakinkan”
kalau ini benar-benar murni sumbangan dari teman-teman Kemelu yang peduli
kepada tenaga medis. Beberapa mengerti dan menyambut dengan tangan terbuka.
Alhamdulillah nya lagi, beberapa hari yang lalu, APD tersebut sudah tersalurkan
ke beberapa RS dan puskesmas.
Saya merasa turut berbahagia bisa ikut
terlibat “ membantu” gerakan peduli tenaga medis menghadapi covid-19 ini.
TERUSLAH BERSYUKUR MENJALANI HIDUP
Dari semua yang sudah saya ungkapkan
diatas, ada satu poin penting yang harus menjadi catatan. Berbagi tak lain adalah
mensyukuri nikmat dan karunia-Nya. Mungkin bagi sebagian orang, berbagi
bertujuan melipatgandakan rejeki. Sama sekali tidak salah.
Namun makna terdalam
dari semuanya, menurut saya, berbagi adalah tanda bahwa kita mensyukuri apa
yang etlah dianugerahkan kepada kita sekaligus menyadarkan kita bahwa masih
banyak orang-orang yang kehidupannya jauh dibawah kita. Dan itu, lagi membuat
kita menghentikan dulu mengeluh dengan berbagai kekurangan dan mempertebal
syukur.
Berbagi juga sarana melembutkan hati.
Bila, suatu hari, saya sama sekali tidak terharu melihat orang lain kesusahan
atau dalam masalah yang besar, bisa jadi itu pertanda hati saya tidak dilembutkan-Nya.
Naudzubillah
Min Dzalik
(Kami
berlindung kepada Allah dari perkara itu.)
semoga bermanfaat.
semoga barokah bagi para penerima.. kegiatan nya sangat positif sekali. alhamdulillah
BalasHapusiya bener kak, apalagi musim wabah gini, banyak yang terdampak. semoga banyak yang bisa berbagi.thankyou kak
HapusBerbahagilah orang-orang yang suka berbagi. Betapa senantiasa dalam rahmat-Nya.
BalasHapusBener bgt semoga kita termasuk didalamnya ya. Aamiin
HapusEmang beda rasanya ya mba kalo tangan kita yang diatas, perasaan bahagia karena ternyata kita yang bisa dan punya kemampuan untuk berbagi dengan orang lain.
BalasHapusBener bgt kak.walau mungkin blm besar2an dan nilainya gak seberapa yaa hmmm
Hapussemoga kita bisa terus berbagi, dompet dhuafa ini memang menjadi solusi untuk menyalurkan bantuan2 ya
BalasHapusiya kak, apalagi lembaganya kan udah lama dan terpercaya juga..jd aman gt hehe..tks kak
HapusSyukurnya di tengah pandemi ini banyak hatinya yang tergerak untuk saling membantu sesama meski sama-sama dalam kondisi yang sulit.
BalasHapusNah, iya kak aku juga sepakat soal itu...alhamdulillah bgt
Hapuskalau saling membantu kayak gini, beban jadi ringan dan inshaAllah badai cepat berlalu ya
Aku juga percaya jika kita berbagi dengan sesama maka dengan segala caraNya kebaikan kita akan diganti oleh orang lain.
BalasHapusDan itu sudah terjadi beberapakali kualami.
betul bgt kak, pernah mengalami juga.tapi minimal sih menurutku sbg ungkapan rasa syukur juga..
Hapusthanks kak
alangkah indahnya menebar kebaikan. Kini menebar kebaikan juga semakin mudah dengan adanya dompet Dhuafa
BalasHapusiya bener kak..semoga kita termasuk orang-orang yang suka menebar kebaikan..
HapusSetuju, Mama Najla. Semoga kita senantiasa selalu diberikan kemampuan oleh Allah SWT untuk menafkahkan sebagian rezeki yang kita miliki untuk #MenebarKebaikan ya. Aamiin.
BalasHapusSalam hangat dari BangFirman.com :)
Aamiin, bener bgt pak ustad, ini saat yang tepat menabar kebaikan..
Hapusmaksih udah berkunjung ustad, smg sehat selalu