SDIT atau SD Negeri? Kadang orang tua
tetap bingung. Apalagi bila SD swasta jauh dari rumah plus keuangan tak
memungkinkan. Bagaimana kondisi SD Negeri
sekarang?
Jujur, sebelum memasukan anak-anak ke SD
negeri, saya juga termasuk yang tidak percaya dengan “kualitas” SD Negeri.
Apalagi yang kita dapatkan hanya sedikit
info soal SD Negeri yang konon berjumlah ribuan di seluruh pelosok Tanah Air. Dan
satu lagi, selama ini saya terlalu terbiasa memasukkan anak-anak ke SD swasta
atau SDIT.
Ternyata bayangan saya soal SDN sama sekali salah. SD Negeri mempunyai banyak kelebihan yang tidak kalah dengan SD Swasta.
Ini beberapa KELEBIHAN SDN yang berhasil saya catat :
#BERBIAYA LEBIH MURAH
Sebagai orang tua yang biasa
menyekolahkan anak di SD swasta terus terang saya takjub dengan biaya yang
harus dikeuarkan ketika memasukkan anak-anak ke SD Negeri. Bisa dikatakan
sangat murah. Walaupun tetap ada dong, beli seragam, atlat tulis, sepatu dll.
Cuman buku-buku bisa didapatkan secara gratis dari sekolah. Apalagi kurikulum
2013 yang banyak banget buku tema-nya. Kebayang kalau harus beli buku terus dan
hanya sebulan dipakai lalu ganti lagi.
#MATA PELAJARAN LEBIH SEDIKIT
Di SDN hanya mata pelajaran yang
wajib-wajib saja alias lebih sedikit. Di DSIT, mata pelajaran sangat banyak,
pelajaran agam masih dibagi-bagi ke 5-6 sub pelajaran yang lebih spesifik lagi.
#ANAK BELAJAR KURANG LEBIH SETENGAH HARI SAJA
Walaupun 6 hari sekolah, rata-ata hanya
belajar setengah hari atau habis zuhur sudah selesai. Untuk kelas4-6
banyak SDN yang sudah mengharuskan sholat zuhur di sekolah juga. Kemudian
beberapa SDN di kota saya bahkan sudah ada pelajaran hapalan Quran juga.
Alhamdulillah.
#EKSKUL BAYAR MURAH
Ekskul
ternyata banyak juga macamnya. Dan bayarnya hanya 10-20 ribu saja sebulannya.
Bayangkan di SD swasta bisa Rp 1 juta an per tahun minimal dibayar di muka
ekskulnya.
#ANAK LEBIH DISIPLIN DAN MANDIRI
Entah
kenapa di SDN saya melihat anak-anak lebih disiplin, hukuman lebih tegas kalau
anak salah, anak juga lebih mandiri dan nggak dimanja sekolah. Plus suka ada
peer, jadi ya lumayan belajar di rumahnya jadi lebih banyak.
#ANAK DIAJAR KEBHINEKAAN (LEBIH PLURAL)
Terutama
karena banyak latar belakang yang berbeda di SDN. Kalau di swasta rata-rata
anak orang berkecukupan, dan anak cenderung terikut gaya hidupnya.
Nah
di SDN ,mereka akan menemui anak orang kaya dan juga anak orang miskin. Komplit.
Disini juga nggak hanya ada satu agama, anak jadi terbiasa menghormati orang
lain
KEKURANGAN SDN
# GURU BANYAK KEGIATAN/SIBUK
Sebagai
guru SDN, kadang mereka banyak kegiatan atau pelatihan. Akhirnya digantikan
guru piket atau guru honorer. Guru juga cenderung “jaga wibawa” dan menjaga
jarak sama orang tua.
#SEKOLAH KURANG BERSIH
Entah
kenapa saya banyak menemui SDN yang toiletnya nggak bersih seperti SD swasta.
Kemudian lingkungan sekolah juga kurang terjaga kebersihannya. Mungkin karena
nggak ada OB yang dibayar kayak SD swasta hehe.
Pilihan pada akhirnya sih pada orang
tua masing-masing ya. Silakan memilih yang cocok aja dengan kehidupan kita.
Kalau soal mahal atau nggak , tentu saja tidak bisa jadi pertimbangan karena
sangat relatif kan tiap keluarga.
SEMOGA BERMANFAAT
Sekarang banyak kok Mba sekolah negeri yang bagus-bagus, semua pada berlomba menaikan pamornya masing-masing.
BalasHapusCuman memang kalau saya pribadi, lebih suka sekolah SDIT karena dari sejak masuk sekolah agama ya nomor 1.
Kayaknya memang tergantung SDN nya juga ya, Alhamdulillah udah mulai diberlakukan sholat dhuhur di sekolah.
SDITNya juga saya rasa tergantung SDITnya juga kayaknya, dan mungkin dari penilaian ortu
Kalau saya merasa justru karena sekolah SDIT anak saya jadi lebih mandiri sejak kelas 1 SD.
Sudah harus bisa ganti baju sendiri, pakai baju sendiri, atur semua kebutuhan mereka.
Justru sekolah amat sangat membantu, karena kebanyakan anak-anak itu anak orang kaya, barang hilang itu biasa, justru sekolah yang ngajarin kasih hukuman kalau barangnya hilang, jadi anak lebih bertanggung jawab sejak dini.
Btw tengkiu ulasannya, bermanfaat banget nih, saya juga kepo banget ama SDN sebenarnya, rencananya lulus SDIT mau masuk negeri, semoga nanti insha Allah pondasi habbit tentang sholat dan akidahnya udah lebih baik :)
Alhamdulillah kak rey,semakin bagus kualitas SD Negeri heheh.alhamdulillah ya kalau anak2 sudah mandiri dan bertanggung jawab. Semga sehat selalu ya kak
Hapushallo ijin bertanya dan memberikan sedikit pendapat, tentang kualitas SDN favorit yg menurun semenjak sistem zonasi, apakah kakak setuju? jd seperti tidak ada pilihan selain swasta.. SDN favorit menghilang menjadikan SDN standard..
Hapushallo jin bertanya dan memberikan sedikit komentasr tentang sistem zonasi sekolah negri yang menjadikan kualitas nya menurun, apakah kakak setuju? jd seperti tidak ada pilihan selain di Shasta.... hiks
Hapuskalau saya sih lebih fokus memilihkan anak saya sekolah ke SD yang visi dan misi mengarah pada religius
BalasHapusAlhamdulillah kak. Itu pilihan yang bagus juga :) semangat
Hapusya ada yg harus dikorbankan sih, guru sibuk mungkin utk upgrade bidang keilmuan tapi yg perlu diperhatikan adalah upah guru honorer.
BalasHapusIya mungkin kak, guru nyari ilmu lagi. Oh iya soal guru honorer ya , kayak blm ada solusinya
HapusKalo di tempat kami, ada sekolah arab arab namanya mbak, masuknya sore hari dan hanya sampe kelas 4 doang.
BalasHapusJadi di sana diajarkan lebih dalam tentang agama dan akhlak.
Sedangkan paginya, anak-anak sekolah SD biasa.
Emang bikin waktu anak lebih banyak di sekolah sih jadinya.
Ini kayak madrasah diniyah gt ya. di beberapa daerah di Kalsel juga ada kak. Ini bagus bgt..
Hapus