Belum banyak yang tahu, imunoterapi salah satu penemuan baru bagi
penderita kanker. Selama ini yang kita tahu, metode pengobatan hanya dengan
kemoterapi. Semoga tulisan ini menjadi penyemangat mereka yang menderita
penyakit kanker.
Namanya Sri Ratna Maharani. Kami memanggilnya Rani. Saat itu, usianya
baru 24 tahun. Belum menikah dan sedang bagus-bagusnya berkarir di sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi. Dia, sepupuku, karena ibu
kami sodara kandung. Hubungan kami lumayan dekat. Saat itu aku kuliah di
Yogyakarta dan dia kuliah di Bandung. Kadang kalau libur kuliah, daripada
pulang ke Kalimantan, aku memilih ke Bandung. Bisa ke rumah tanteku, atau malah
menginap di kost sepupuku tersebut.
Semasa kuliah, tidak ada yang terlihat aneh, termasuk dalam gaya
hidupnya. Cuma yang aku ingat dia memang penggemar bakso dan siomay, makanan
yang memang banyak ragamnya di Bandung.
Namun
kesuksesan karirnya tiba-tiba terhenti ketika kabar buruk itu datang. Rani di vonis
menderita kanker getah bening. Seperti halnya penderita kanker lain, Rani pun
menjalani sejumlah terapi dan langkah penembuhan seperti operasi, disinar dan
di kemoterapi. Dia juga sempat berobat alternatif di daerah Cirebon. Sudah lupa
persisnya berapa kali, dia keluar masuk rumah sakit. Mulai dari RS swasta yang
mahal hingga pernah dirawat di RS milik
pemerintah di Bandung. Tiga bulan setelah sakit, dia resign dari pekerjaannya.
Setahun kemudian,
kankernya dinyatakan bersih dan sembuh. Tentu saja kami, keluarga besar, turut
gembira. Namun kegembiraan tak berlangsung lama. Kira-kira setahun setelah itu
ada kabar kanker menyebar ke paru-paru.
Rani pun bolak-balik
masuk RS kembali. Salah satu momen yang paling menyedihkan adalah ketika
paru-parunya penuh air dan banyak sekali air yang dikeluarkan melalui proses
memasukkan “selang” dari perutnya.
Namun hebatnya, dia
hampir tak pernah menampakkan wajah sedihnya. Bahkan di usia 26 tahun, dia
menikah dengan kondisi pasangannya yang juga mengetahui penyakit Rani. Dokter
kemudian tak membolehkan mereka memiliki anak terlebih dahulu.
Di akhir-akhir
kehidupannya, Rani berjualan baju-baju muslim secara online. Karena berjualan
hanya secara online banyak yang mengetahui tentang penyakit yang di
deritanya.Sampai akhirnya di usia 30 tahun, Tuhan memanggilnya setelah
menjalani kanker selama 6 tahun.
ANDAI WAKTU ITU SUDAH TAHU SOAL IMUNOTERAPI..
Takdir memang sudah ditentukan yang Maha Kuasa. Tugas manusia hanyalah berikhtiar dan mengupayakan yang terbaik. Termasuk soal pengobatan kanker.
Soal pengobatan kanker, yang kami tahu saat itu hanyalah kemoterapi. Menurut, Google, Kemoterapi merupakan salah satu pengobatan kanker dengan menggunakan bahan kimia yang sangat kuat untuk menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker dalam tubuh. Efek sampingnya seperti yang diketahui banyak orang adalah rambut rontok, selera makan berkurang drastis, mual/muntah setelah kemo sampai lemas. Efek yang paling krusial adalah bukan hanya sel kanker yang rusak, sel yang masih baguspun bisa jadi ikut rusak juga.
Tahapan sel T melawan sel kanker (sumber liputan enam dot com) |
Untungnya kini, ada jenis pengobatan yang memberikan harapan baru bagi penderita
kanker. Pengobatan tersebut adalah imunoterapi kanker.
Secara umum, imunoterapi kanker bisa diartikan sebagai pengobatan
yang bertujuan untuk menstimulasi sistem imun untuk secara spesifik menargetkan
dan membunuh sel kanker. Imunoterapi akan mengembalikan kemampuan sistem imun
dalam tubuh pasien sendiri agar dapat melawan sel kanker.
Diketahu,
sel kanker menggunakan semacam kamuflase
untuk mengelabui sistem imun sehingga terlihat seperti sel normal dan dapat
terus tumbuh dan menyebar. Kamuflase ini salah satunya disebabkan oleh protein
PD-L1 yang terdapat di permukaan sel kanker.
Imunoterapi kanker yang ada saat ini
berupa obat yang berfungsi untuk menghalangi PD-L1, dan menguak kamuflase sel
kanker terhadap sistem imun, sehingga sistem imun dapat mengenali dan
menghancurkan sel kanker.
Imunoterapi kanker (sumber :kalahkankanker dot com) |
Pada kondisi normal, sistem imun
tubuh berfungsi untuk mendeteksi dan menghancurkan sel “asing” atau
abnormal di dalam tubuh dengan mengerahkan pasukan sel T. Cara kerja sistem
imun:
- MENCARI: Sel T mencari semua hal yang berbahaya bagi tubuh
- MEMINDAI: Sel T memindai sel-sel untuk membedakan antara sel yang normal dan abnormal atau ‘asing’
- MENYINGKIRKAN: Ketika terdeteksi, sel abnormal diserang dan disingkirkan oleh sel
Saat
ini, satu-satunya imunoterapi yang ada di Indonesia adalah atezolizumab
merupakan anti PD-L1 untuk pasien kanker paru bukan sel kecil dan kandung kemih
stadium lanjut.
Artinya,
atezolizumab diberikan pada pasien kanker paru dan kandung kemih yang sudah
mendapat kemoterapi.
Atezolizumab dikenal sebagai monoklonal antibody yang secara langsung dan selektif menargetkan PD-L1. Atezolizumab merupakan anti PD-L1 yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Untuk melakukan terapi atezolizumab, pasien tidak perlu melakukan tes tambahan dan biopsi ulang, sehingga memberikan kenyamanan bagi penderita.
kemajuan teknologi (sumber: kalahkankanker dot com) |
Atezolizumab dikenal sebagai monoklonal antibody yang secara langsung dan selektif menargetkan PD-L1. Atezolizumab merupakan anti PD-L1 yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Untuk melakukan terapi atezolizumab, pasien tidak perlu melakukan tes tambahan dan biopsi ulang, sehingga memberikan kenyamanan bagi penderita.
Namun
tentu saja pengobatan ini tidak dapat diputuskan sendiri oleh penderita kanker. Berkonsultasilah dengan
dokter untuk mendapatkan penjelasan dan penanganan lebih lanjut.Semoga makin banyak penderita kanker yang sembuh dengan imunoterapi. Mari kita support para penderita kanker agar tetap semangat menuju kesembuhannya.
TULISAN INI DIIKUTSERTAKAN DALAM KOMPETISI MENULIS BLOG "KALAHKAN KANKER DENGAN IMUNOTERAPI"
betul, efek sel darah putih yang harganya bsa mahal sekali nih. mantap mba
BalasHapuswah begitu ya kak. tengkyu masukannya kan
Hapus