“Prioritas
utama kita ke depan adalah pembangunan sumber daya manusia yang
terkonsolidasi dengan baik, didukung
anggaran yang tepat sasaran sehingga terjadi peningkatan produktivitas
tenaga kerja melalui
peta jalan yang jelas, terukur, dan hasilnya dapat dinikmati oleh
masyarakat”
(Presiden Joko Widodo pada Sidang Kabinet Paripurna
mengenai Ketersediaan Anggaran dan Pagu Indikatif Tahun 2020, 23 April
2019, di Ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat)
Tiang
kemajuan sebuah bangsa adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Ungkapan ini terasa
tepat ketika kita ingin menggambarkan betapa pentingnya peran SDM dalam kemajuan
sebuah bangsa dan memenangkan persaingan global.
Apalagi, saat ini, Indonesia dan berbagai
belahan dunia sedang mememasuki industri yang berbasis digital atau dikenal
dengan revolusi industri 4.0.
Industri
di era 4.0 ini bukan hanya pada berimbas pada industri besar tetapi juga memasuki lini industri berskala kecil,
menengah (IKM). Sehingga mau tidak mau dibutuhkan SDM yang mampu diandalkan dan
transformasi industri ke arah digital.
Bagi
berbagai perusahaan di dunia, era revolusi industri 4.0 memang merupakan
fenomena yang mutlak dan tidak bisa ditawar lagi. Tentunya yang harus dilakukan
perusahaan dan sektor bisnis adalah harus memiliki strategi yang mampu melakukan transformasi dan inovasi yang
tepat untuk menghadapi perubahan ini.
Di
Indonesiapun demikian. Perusahaan juga dituntut untuk memiliki sebuah peta strategi kedepan yang
tepat sehingga arah pengembangan bisnis bisa terlihat dengan jelas. Dan pada akhirnya, dalam jangka panjang
diharapkan teknologi akan berdampingan dengan manusia menciptakan keseimbangan
untuk kemajuan sebuah perusahaan.
Dalam
konteks industri di indonesia, juga dibutuhkan sebuah peta industri yang
terintegrasi sehingga industri juga mampu beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi. Pemerintah Indonesiapun akhirnya membuka jalan menuju Indonesia 4.0.
Diharapkan hal ini akan mempercepat pengembangan industri nasional di era
digital.
Data Badan
Pusat Statistik (BPS) menyebutkan PDB Indonesia pada 20217 mencapai Rp13.588,8
triliun. Perolehan itu di atas Belanda, Turki, dan Swiss, yang sebelumnya ada diatas Indonesia prestasinya.
PDB 2017 ini juga mengukuhkan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar di kawasan Asia Tenggara.
PDB 2017 ini juga mengukuhkan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Dengan
industri 4.0, Indonesia ditargetkan menjadi bagian dari 10 negara dengan
perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030. Hal ini ditopang melalui
peningkatan kembali nett ekspor 10 persen kepada PDB, peningkatan output
sekaligus mengatur pengeluaran biaya hingga dua kali dari rasio produktivitas
biaya saat ini, dan pengembangkan kapabilitas inovasi industri melalui alokasi
anggaran dua persen untuk kegiatan
R&D.
Penerapan industri 4.0 penting bagi Indonesia
karena berpotensi meningkatkan produk domestik bruto (PDB) hingga US$150 miliar
pada 2025. Selain itu, penerapan itu pun dapat menciptakan kebutuhan tenaga
kerja dengan kemampuan teknologi digital hingga 17 juta orang.
SDM
BERKUALITAS
Industri 4.0 bagi Indonesia sebenarnya
merupakan peluang sekaligus tantangan. Tentu saja Indonesia tidak mau hanya
jadi pasar dari ekonomi digital, tetapi juga memanfaatkan pengembangan ekonomi
tersebut sehingga industrinya semakin tumbuh dan berdaya saing. Namun dibalik
itu, tantangan terbesarnya adalah persoalan peningkatan kualitas SDM-nya. Kapasitas
SDM Indonesia menjadi kendala yang harus diselesaikan,
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) pada Agustus 2018, sebesar 60% lebih angkatan kerja Indonesia
berpendidikan di bawah SMP. Tingkat pendidikan yang rendah tersebut membuat
masyarakat Indonesia kesulitan untuk beradaptasi dengan teknologi yang
berkembang pesat.
Human Capital Index (HCI) dalam rilisnya yang
diterbitkan oleh Bank Dunia pada Oktober 2019 juga menyebutkan menempatkan
Indonesia dengan HCI sebesar 0,53 atau peringkat ke-87 dari 157 negara. HCI
Indonesia berada di bawah Malaysia dengan nilai 0,62; Filipina 0,55; Thailand
0,60; dan Vietnam 0,67.
Yang unik, Indonesia juga akan
memperoleh puncak bonus demografi dengan 113 juta pekerja profesional pada 2030
mendatang. Saat ini, sudah 75 juta penduduk Indonesia yang masuk kategori kelas
menengah. Namun, lebih dari 50 juta atau sekitar 70% dari para pengusaha mikro,
kecil dan menengah tidak memiliki akses pendanaan melalui bank.
Secara umum, peningkatan kualitas SDM di
Indonesia paling tidak memiliki tiga tantangan.
Pertama,
persoalan kualitas kesehatan. Indonesia saat ini misalnya masih “direpotkan”
dengan stunting. Kesehatan yang belum mumpuni tentu saja menghambat peningkatan
kualitas SDM di Indonesia.
Kedua,
bidang pendidikan. Indonesia yang sangat luas memang menyulitkan untuk
melakukan pemerataan di bidang pendidikan.
Ketiga,
kurangnya keterlibatan swasta. Tentu saja dengan kondisi Indonesia dengan
penduduk yang besar dan wilayah yang luas, pemerintah tidak dapat ekerja
sendiri. Diperlukan sinergi dengan berbagai pihak termasuk swasta. Namun
tampaknya ini juga maksimal. Walaupun saat ini sudah ada pemberian insentif
seperti pengecualian pajak untuk buku literatur, insentif pajak untuk riset dan
pelatihan vokasi serta dana abadi pendidikan untuk riset.
PERAN KADIN DALAM PENINGKATAN SDM
Rapimnas Kadin 2019 |
Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
sebagai organisasi para pelaku usaha dan mitra strategis pemerintah, selalu
berupaya untuk meningkatkan fungsi dan perannya, utamanya mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional dan daerah, dan juga meningkatkan kemampuan dunia usaha
sebagai pelaku ekonomi yang handal.
Untuk mencapai tujuan itu, Kadin terus membina
hubungan dan kerjasama yang baik dengan semua pemangku kepentingan terkait,
baik dari kalangan pemerintah maupun kalangan dunia usaha untuk mewujudkan
sinergitas menuju pencapaian visi, misi, dan program kerja Kadin Indonesia.
Kadin mencatat, perekonomian Indonesia dalam kurun
waktu 2018/2019 diwarnai oleh trend pertumbuhan ekonomi sekitar 5,1-5,2% yang
diharapkan bisa ditingkatkan lebih tinggi lagi di tahun-tahun mendatang,
sementara tingkat inflasi berada di angka 3,1 %, nilai tukar rupiah sedikit
menguat di kisaran Rp. 14,400 per dollar AS dan tingkat suku bunga 5%.
Kadin juga mencatat, penopang utama pertumbuhan
ekonomi nasional adalah pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Atas dasar harga
konstan 2010, konsumsi masyarakat tumbuh 5,17 % menjadi Rp. 1.467,54 triliun.
Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi dalam 21 triwulan. Konsumsi rumah
tangga sepanjang semester I/2019 tumbuh 5,1 %. Pengeluaran konsumsi terbesar
pada TW II/2019 untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman sebesar Rp. 872,66
triliun (39,46%), diikuti transportasi dan komunikasi Rp. 505 triliun (22,84%).
Sedang investasi di Indonesia pada kwartal II/2019 melemah karena kontraksi
pertumbuhan investasi barang modal, kecuali bangunan dan mesin. Sementara
Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat hanya tumbuh 5,01%, lebih rendah
dari pertumbuhan investasi tahun yang lalu, yaitu sebesar 5,85%.
Ketua
Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P. Roeslani mengapresiasi upaya
pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam mendongkrak kualitas SDM Indonesia
melalui sejumlah fokus kebijakan dalam Nota Keuangan 2020. Roeslani
menjelaskan, yang menjadi fokus bahasan pada Rapimnas adalah bagaimana
meningkatkan perekonomian yang maju, berdaya saing dan berkeadilan. Apalagi, kualitas
SDM akan menjadi penentu bagi masa depan Indonesia.
Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas)
Kadin 28-29 November 2019, didasarkan pada dinamika perekonomian nasional dan
global yang terjadi dalam kurun waktu 2018-2019 beserta tantangan-tantangan
internal daan eksternal yang menyertainya. Pokok-pokok pikiran Rapimnas
diarahkan untuk mengembangkan usulan-usulan kongkrit dalam mengatasi berbagai
permasalahan yang dihadapi dunia usaha serta menyusun rekomendasi untuk
memajukan perekonomian.
Kadin
juga berkomitmen untuk mengembangkan meningkatkan kompetensi keterampilan
tenaga kerja dengan program human capital berkualitas. Apalagi saat ini,
demografi Indonesia didominasi oleh sekitar 70% usia produktif. Tentu saja ini
harus dikelola agar menjadi SDM yang profesional, produktif, terampil dan
berdaya saing.
Kadin
Indonesia mendukung upaya mempercepat pendidikan dan pelatihan termasuk pemagangan pada berbagai industri dan
peningkatan kualitas berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan keterampilan.
^ TULISAN INI DIIKUTKAN DALAM KADIN BLOG COMPETITION 2019
Keren semoga dapat terwujud.
BalasHapusTentunya kita juga harus berusaha untuk itu.
Iya aamiin semoga terwujud. Makasih sudah berkunjung
Hapusyang sangat saya sayangkan adalah adanya sdm orang indonesia seperti pak habibie tidak dimanfaatkan dengan benar, seandainya di perhatikan, maka orang pintar Indonesia tidak akan merantau ke luar negeri untuk ilmu yang mereka punya
BalasHapusAkhirnya SDM bagus pada lari keluar negeri ya
HapusSDM yang unggul memang sangat diperlukan untuk kemajuan Indonesia di segala bidang, nggak hanya pada dunia industri.
BalasHapusBetul. Disemua bidang membutuhkan
HapusData Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan PDB Indonesia pada 2017 mencapai Rp13.588,8 triliun. Perolehan itu di atas Belanda, Turki, dan Swiss, sehingga mengukuhkan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar di kawasan Asia Tenggara.
BalasHapusMba.... Belanda, Turki dan Swiss kan bukan di Asia Tenggara kan ya
Kalimat ku nggak pas ya. Siapp.. Segera dikoreksi. Maksih bang day
Hapussemoga menang yaaaa, good luck!
BalasHapusmakasih @mia
Hapus