Terkena
anemia sungguh pengalaman tak terlupakan. Apalagi sampai transfusi darah
berkantong-kantong. Harus hati-hati sekarang, jangan sampai pengalaman buruk
tersebut terulang.
Maltofer Woman Community (dok: pribadi) |
Juni 2017. Saat itu
kami sekeluarga berbelanja ke pasar Tanah Abang. Si sulung akan masuk pesantren
sehingga kami harus membeli berbagai perlengkapannya. Entah kenapa, saya merasa
lemas sekali muter-muter pasar yang saat itu sebenarnya tidak terlalau padat,
karena sudah melewati Idul Fitri. Saya menyangka ini merupakan efek sarapan
yang terlalu sedikit sebelum ke Tanah Abang. Sayapun mengatakan ke suami, yang
langsung membeli minuman dan mengajak makan. Namun, tidak banyak perubahan
sampai ke rumah lagi.
Pengalaman lain adalah ketika saya dan suami naik motor. Baru jalan beberapa meter dari rumah, motor ternyata bocor. Saya disuruh suami untuk jalan ke depan komplek menunggunya disana. Sedangkan dia akan mencari tukang tambal ban dulu. Sayapun ditinggal untuk jalan yang tidak jauh sebenarnya. Namun apa yang terjadi? Baru beberapa langkah, saya lemas sekali dan memutuskan berdiam di pinggir jalan saja menunggu suami. Suami saya akhirnya menjemput ke tempat awal karena tidak menemukan saya di depan komplek. Dia bingung kenapa saya tiba-tiba lemas.
Besoknya kami
memeriksakan diri ke dokter klinik dekat rumah. Kebetulan BPJS saya disana.
Dokternya langsung kaget karena melihat saya yang pucat sekali. Ibu dokter
langsung merujuk saya ke Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok. Sampai sana, saya
langsung periksa darah dan hasilnya dibawa ke dokter kandung. Dokter
kandungannya memang biasa menangani saya sebelumnya, dr. Iskandar Mirza SpOG.
Hasilnya mengejutkan. Tes hemoglobin (HB) saya hanya di angka 4.
Tak banyak bertanya,
dokter langsung menyuruh saya mencari kamar rawat inap di rumah sakit tersebut.
Perawatnyapun sigap, langsung memeriksa beberapa hal. Antara lain periksa
jantung. Sayangnya, hari itu, semua ruangan penuh sehingga saya disuruh segera
mencari rumah sakit lain.
Akhirnya, suami membawa
saya ke rumah sakit HGA Depok. Sampai halaman rumah sakit dan menuju IGD, saya
sudah tak sanggup lagi berjalan. Suami sampai mengambil kursi roda untuk
membawa saya ke IGD. Agustus 2017, saya akhirnya dirawat 4 hari dan mendapat
empat kantong tambahan darah.
BACA
JUGA : PENGALAMAN PASIEN ANEMIA DAN HB RENDAH (1)
PENGALAMAN
BERULANG KEMBALI
Anemia dan harus tambah darah (dok :pribadi) |
Akhir September 2019,
kejadian berulang. Kali ini kerjadiannya di Banjarmasin. Seperti biasa saya
menyebabkan badan yang cepat lelah, lemas, ingintidur terus dan yang
memperparah lagi, tidak ada nafsu makan sekali. Sementara aktivitas sehari-hari
harus tetap berjalan sebagai mana mestinya. Mulai menyiapkan anak-anak yang mau
sekolah di pagi hari, antar jemput anak sekolah hingga aktivitas wajib di rumah
tangga.
Dua hari sebelum di
rawat, saya sudah stop aktivitas dan hanya tidur-tiduran saja karena memang
sudah merasa tidak bertenaga. Jadi jangan tanya soal pekerjaan menulis saya,
stop sementara dan hanya doing nothing.
Saya cek ke puskesmas,
HB saya menunjukkan 7,8. Langsung di suruh cek ke rumah sakit. Benar saja, di cek ke rumah sakit HB
saya makin parah menunjukkan angka 7,5. Dokter kandungan di RS Bhayangkara
Banjarmasin, dr. Sutarinda SpOG, langsung rekomendasi untuk menginap di RS.
Kali ini saya harus ditambah lima kantong darah, yang harus beli sendiri ke
Palang Merah Indonesia (PMI) dan dirawat selama lima hari.
Alhamdulillah setelah lima hari, kesehatan saya membaik.
Tapi tentu harus tetap dijaga buat
selanjutnya dong.
PENYEBABNYA
ADALAH MENSTRUASI TIDAK TERATUR
Penasaran, apa penyebab
saya anemia sedemikian parah? Kedua kasus di 2017 maupun di 2019 memiliki
kemiripan. Saya termasuk yang mengalami menstruasi nggak teratur. Kadang mens,
tapi dua bulan berikutnya berhenti mens. Sekali mens lagi langsung banyak dan
bisa lebih 15 hari dengan jumlah yang sangat banyak. Ini menyebabkan saya kekurangan zat besi.
Di 2019 bahkan tiga
bulan terakhir , saya menstruasi dalam waktu 15 hari lebih dan dalam jumlah
yang banyak sekali.
Repot yang saya rasakan
tentu saja luar biasa. Apalagi kalau perjalanan jauh, khawatir banget, apalagi
dengan mens dalam jumlah banyak. Belum lagi risiko anemia.
BACA JUGA : PENGALAMAN PASIEN ANEMIADAN HB RENDAH (2)
Diagnosa dokter di 2017
hanya karena terjadi perubahan hormon. Sedangkan di 2019, dokter mendiagnosis
ada miom di rahim saya dan sekarang masih dalam pengobatan.
Apakah saya tidak mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi? Jangan salah temans, semua makanan yang masuk list
sudah saya coba. Mulai hati ayam, daging, sayur bayem, buah naga tambah kurma.Namun, anemia tetap menyerang.
SEANDAINYA SAYA SUDAH MENGKONSUMSI MALTOFER
Kalau boleh waktu
berputar, tentu saja sejak dari dulu mengkonsumsi Maltofer. Apa sebenarnya Maltofer?
Baru-baru ini kami mengikuti sebuah workshop yang diadakan Maltofer Woman
Community. Workshop sehari, di Banjarmasin, dengan tema “ Peran penting zat
besi dalam 1000 hari kehiduan pertama (golden age) Nan Cemerlang“
menghadirkan dua pembicara.
Pembicara pertama adalah
dr. Gladys Gunawan SpA (K). Menurut dr Gladys,
anak sebenarnya sudah sejak kecil bisa diketahui kecerdasannya. Bahkan
usia sebelum dua tahun sudah bisa dicek kecerdasan dn pertumbuhannya.
Dokter anak asli
Banjarmasin ini juga mengatakan banyak ibu-ibu yang tidak awas dengan
pertumbuhan anaknya. Padahal dalam setiap tahap usianya, ada “keahlian” standar
yang harus dimiliki anak dan wajib diketahui orang tua.
“Banyak orang tua yang
anaknya sudah usia 13 tahun dan orang tuanya baru datang untuk meningkatkan
kecerdasannya. Sudah sangat terlambat, “ ujarnya sambil tersenyum.
Pembicara selanjutnya
adalah dr Carlina Nekawati, Medical Junior Manager Combhiphar. Menurutnya,
anemia bisa menyerang siapa saja. Namun untuk perempuan dewasa, standar HB
adalah minimal 12. “ Jadi bila kurang dari 12 , sudah bisa dikatakan anemia,”
ujarnya.
Nah untuk mengatasinya,
dr Carlina menyarankan untuk mencukupkan zat besi dalam tubuh. Dan kalau kurang, bisa
mengantisipasinya dengan mengkonsumsi suplemen penambah darah seperti Maltofer.
Bagaimana dengan ibu
hamil? Menurutnya, tentu saja ibu hamil orang yang sangat wajib mencukupkan
kandungan zat besi
dalam tubuhnya. “ Apalagi ada bayi dalam kandungan yang akan berakibat buruk
bagi si bayi bila sampai kekurangan zat besi, “ tambahnya.
Kecukupan zat besi dalam tubuh juga wajib dimiliki dalam
1000 haru pertama kehidupan seorang bayi. “ 1000 hari bukan dimulai dari usia
nol tapi dari dalam kandungan,” ujar dr.
Gladys Gunawan lagi. Apalagi, kekurangan zat besi merupakan kekurangan gizi yang paling umum di seluruh dunia yang hampir
mempengaruhi 3 miliar orang.
Maltofer adalah produk suplemen zat besi
dalam bentuk Iron Polymaltose Complex berkualitas dari PT. Combiphar pertama di
indonesia dalam bentuk tablet kunyah, original Swiss dan sudah 50 tahun di
dunia.
MENGAPA
HARUS MALTOFER?
body friendly iron (dok : pribadi) |
#Besi
Tablet kunyah dalam iron (III) Hydroxide Complex (IPC). Dimana setiap partike-partikel
terbungkus dalam sebuah polimer karbohidrat. Gunanya untuk mencegas akibat besi
dalam pencernaan dan mencegah interksi besi dalam makanan.
#Efektif dan
ditoleransi dengan baik untuk ibu hamil dengan Iron Defisiensi Anemia
# Efektif dan
ditoleransi dengan baik untuk anak-anak dengan Iron Defisiensi Anemia
#Dapat diberikan bersamaan dengan makanan atau obat
dan tidak ada interaksi yang merugikan. Dan tentunya body friendly iron.
Yang menggembirakan lagi Maltofer adalah besi tablet
kunyah (IPC) rasa coklat pertama di Indonesia dengan efek samping minimal. Dan
, yang uniknya lagi disukai anak karena rasa coklat SWISS nya dan taste besi
yang minimal.
ANEMIA ENYAH DENGAN MALTOFER?
#maltofer
#maltoferindonesia
#maltoferwomancommunity #combhiphar
#Banjarmasin
#maltoferindonesia
#maltoferwomancommunity #combhiphar
#Banjarmasin
Musti banyak kulineran yang ada cah kangkungnya mba :)
BalasHapusbetul bang day.tapi cah kangkung aja nggak cukup.harus tambah ikan bakar, ayam bakar, nasi, plus jus mangga :) :)
Hapus