Single Income di rumah tangga? Siapkah? Pasti banyak para
ibu yang pernah merasakan ragu mau resign apa tidak karena soal single income
ini. Kali ini Sahabat Ibu Pintar dan Blibli.com berbagi soal ini.
Assalamualaikum,
Hallo semuanya. Semoga tetap sehat dan puasanya lancar ya.
Di bulan penuh berkah ini tiba-tiba dapat kesempatan dari @kumparanmom untuk
hadir di event seru yang didakan oleh Sahabat Ibu Pintar dan Blibli.com.
Tema yang diangkat pada kelas pintar volume #1 ini adalah
soal “ Dilema Single Income Pasca Menikah”. Wow, setiap ibu bekerja
rasa-rasanya pernah merasakan ini terutama ketika anaknya sudah lahir. Bimbang
apakah ingin meneruskan karir sebagai ibu yang bekerja atau merawat anak-anak
saja dengan resign?
Kamu ternyata tidak sendiri merasakan ini. Walau akhirnya
setiap orang punya pilihan masing-masing. Ada yang memutuskan terus berkarir
dengan alasan tetap membutuhkan double income, tetapi ada juga yang memutuskan
resign dengan risiko single income.
Tetapi apapun keputusan itu, tentu saja keputusan yang
diambil adalah kesepakatan bersama suami dan istri. Kemudian semuanya sudah
harus siap dengan risiko, keuntungan dan kerugiannya.
Binky P Iskandar Mpsi,Psi , expert psikolog dari Sahabat Ibu
Pintar menjelaskan 61% pasangan dengan usia pernikahan diatas 5 tahun ujarnya
ternyata lebih terbuka untuk rencana finansial dalam rumah tangga. Sedangkan
38% dengan rata-rata pernikahan dibawah 5tahun ternyata kurang terbuka terhadap
pasangannya soal keuangan.
Padahal sangat penting bagi pasangan untuk mendiskusikan
keuangan pada setiap tahapan perkembangan hubungan mereka (Shapiro,2007)
Hanya saja terkadang kenyataan tidak semanis mimpi-mimpi
indah bagi mereka yang sudah menikah. Termasuk soal keuangan ini. Karena itulah
sangat penting untuk mengidentifikasi
pola komunikasi bersama pasangan terkait masalah keuangan dan rencana
keuangan kedepannya.
Menurut Binky, hal ini kelak akan berpengaruh pada dua hal
yaitu menjaga keterbukaan dan mebuat komunikasi yang sehat di dalam rumah
tangga. Bagaimana cara memulai komunikasi tersebut? Binky menyarankan empat hal
yaitu :
1.Terapkan waktu khusus
untuk membahas keuangan
Maksudnya ketika ingin membahas masalah keuangan rumah
tangga dengan serius, janganlah sambil lalu saja. Tetapi bisa dengan cara
mengajak makan berdua dengan pasangan kemudian membicarakannya. Hal ini
terutama untuk menghindari perselisihan yang tidak perlu.
2. Selaraskan value
antar pasangan
Ya, nilai yang dimiliki setiap orang berbeda-beda. Dan tentu
saja dipengaruhi oleh banyak hal sepeti lingkungan kehidupan di masa lalu atau
lingkungan keluarganya. Kita tentu saja tidak bisa memaksakan seseorang untuk
melihat uang sama dengan kita.
Namun paling tidak, karena sudah berada dalam satu tim dalam
keluarga bisa dengan cara menyeleraskan yang terbaik untk keuangan keluarga.
3.Selaraskan tujuan
dalam membuat rencana
Ini juga merupakan hal penting. Artinya apa saja target yang
ingin dicapai harus ada kesamaan dan diketahui kedua belah pihak. Sehingga bisa
dijalankan secara bersama-sama.
4.Lakukan secara
berkala
Tentu saja membicarakan pernikahan tidak hanya pada awal
menikah. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya kehidupan, penbicaraan
soal keuangan harus mengikuti. Karenanya lakukanlah secara berkala.
BACA JUGA :
PERLU KEJELASAN
PLANNING
Pembicara kedua dalam Kelas Pintar ini adalah Indah Hapsari.
Beliau adalah Head of Adviser Jouska.
Menurutnya untuk yang memilih single income, sama sekali
tidak masalah. Namun tetap harus ada yang dikorbankan misalnya tidak memakai
pembantu rumah tangga lagi. Tentu ini dengan catatan kalau gaji sang suami
masih pas-pasan. Tapi kalau sekelas konglomerat ya tentu berbeda lagi.
Dalam mengatur keuangan keluarga, menurut Indah, ada tiga
hal yang harus diperhatikan:
1.Current Financial Statement
Disini nantinya akan diketahui secara riil bagaimana
sebenarnya kondisi keuangan keluarga. Apakah masih layak menambah jumlah yang
ditabung ataukan masih banyak utang yang harus dibayar.
Buat yang masih memiliki utang yang harus segera dibayar,
Indah merekomendasikan untuk tetap dalam posisi double income. Kalaupun ingin sgera
single income, harus ditarget kapan waktu yang tepat dan butuh berapa lama lagi.
2. Risk Profile
Yang paling aman menurutnya adalah salah satu (suami atau istri)
dalam rumah tangga memilki penghasilan tetap. Misalnya karena dia PNS atau
kayawan tetap. Tentu ini untuk mengamankan keuangan keluarga.
Selain itu harus dipertimbangkan beberapa hal seperti usia, jenis pekerjaan, penghasilan, status
pernikahan, tanggungan dll.
3. Tujuan Keuangan
Apakah sudah mmiliki dana darurat yang cukup ataukah sudah
memiliki asuransi yang baik. Indah menyarankan minimal dalam keluarga memiliki
asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan dana pensiun selalin tetap memiliki dana
darurat.
Akhirnya, keputusan memang tergantung pada keluarga
masing-masing. Apakah ingin tetap double income di keluarga ataukah hanya
single income saja. Apalagi yang mengetahui persis keuangan keluarga adalah
keluarga itu sendiri dan tidak ada seorangpun yang berhak mencampurinya.
Namun demikian tidak ada salahnya kita menyiapkan payung
sebelum hujan.
Misalnya dengan rajin menabung, menyiapkan dana darurat,
memiliki sejumlah asuransi (murni) yang penting dan sedapat mungkin memiliki investasi.
Sekali lagi hidup adalah piliha. Kitalah yang akan
menentukan mau seperti apa. Walau tetap ada takdir-Nya. Selamat beruapaya
mengatur keuangan dengan baik.
RELATED POST :
memang harus pinter atur uang ya
BalasHapusBener bgt mb @tira.apalagi kalah cuman 1pendapatan d rmh
HapusWaah ini acara sama mba Indah Jouska yaa. Emang top deh Jouska. Tapi menurut aku mau gimanapun strategi keuangan, yang paling penting dari semuanya adalah kedisiplinan buat nyatet semua uang masuk dan keluar hihihi. Karena kalau catatan berantakan, ya kita gak tau kan status keuangan kita sebenernya sehat apa enggak..
BalasHapusiya bener @cintamaulida, sama mb Indah Jouska hihihi. nah itu dia perlu kedisilinan luar biasa buat nyatetnya, heheh minimal kita tau berapa aset yang kita miliki dan utang yang harus dibayar hehehe..tks ya
BalasHapusHarus terbuka sih ya kalo soal keuangan dalam rumah tangga. Biar istri ataupun suami mengerti dengan kadadaan keperluan masing2. apalagi saya yang punya anak 2 sama2 balita. kebutuhan nya doubel.
BalasHapussudah hampir 7 tahun ngatur keuangan sendiri. eh tapi masih single. hehehe
BalasHapusdan aku setuju sih untuk penggunanaan asuransi sebagai salah satu cara managemen keuanga. karena aku pribadi pernah kecelakaan sampai operasi. kerasa banget tuh kalau gk punya tabungan dan asuransi. paling enggak sih asuransi jiw. tapi harus teliti banget dalam memilih asuransi swasta. prospek pertanggungjawabannya gimana, kalau asuransi jiwa misal 5th apakah uang kembali full atau gmn setelah 5 th....
meskipun aku belom menikah, dan niat hati ingin resign dari kerjaan. Sepertinya tipsnya cukup membantu ya mbak. Ngobrol sama suami tentang perencanaan dan evaluasi keuangan itu penting.
BalasHapusJangan sampai gaya hidup ketika masih sendiri disamakan ketika sudah berkeluarga.
salam
https://www.rizkyashya.com/
Wah bagus yah mba event ini membuka mata kita gitu... Btw masih blm nikah Eny udah baca nih ahahaha
BalasHapusEh bener banget tips nya. Intinya sih kalo single income itu harus selaras pola ngatur keuangannya sama pasangan ya
BalasHapusWah seperti yang saya alami nih pasca nikah mba, ada sedikit dilema soal single income ini. Eits ada part dua gak yah pengen baca2 lagi
BalasHapusSuatu hubungan penting ya untuk namanya keterbukaan. Apalgi masalah keuangan ya mbak. Perlu ekstra kejelasan yang pasti biar tidak salah paham. Thanks info nya mbak, bermanfaat nih buat yang mau resign dan menetapkan single income heheh
BalasHapusMembahas bersama-sama pasangannya keknya adalah yang terbaik ya karena biar enak, kan hidup bakalan bersama selamanya. Terus juga tujuan uangnya mau kemana-mana juga harus dibahas dengan baik.
BalasHapusWawww beruntung sekali mba bisa ketemu dan konsultasi sama Jouska. Aku fans beratnyaa
BalasHapus-Fajarwalker.com
iyaa kak.aku juga suka baca postingan jouska di ig hehehe..
Hapus