Kamu
akan menikah dalam waktu dekat? Siap-siap dengan rencana biaya pernikahan. Yang
(katanya) semakin mahal. Bagaimana merencanakannya?
Assalamualaikum,
Alhamdulillah bisa menulis lagi di
sela-sela padatnya jadwal hehehe. Maklumlah, emak-emak dengan segudang
kesibukan. Baiklah, kali ini saya ingin berbagi soal merencanakan biaya
pernikahan dalam waktu dekat. Maksudnya? Ya, dalam waktu dekat. Kisaran
waktunya antara 6-12 bulan mendatang.
Tentu tulisan ini ditujukan buat mereka
yang belum menikah. Bukan buat mereka yang sudah menikah tapi ingin menikah
lagi.Hmmm..
Membicarakan soal pernikahan mungkin tidak
perlu berkaca terlalu jauh. Misalnya sampai kepikiran pernikahan seheboh Reino
Barack dan Syahrini yang konon dengan mahal 40 miliar. kebayang lah buat
pernikahan tersebut berapa miliar lagi yang dikeluarkan .hehehehe..orang kaya,
jadi ya bebas aja.
Saya sendiri juga teringat pernikahan
sodara belum lama ini. Karenanya suaminya berasal dari keluarga yang lumayan
kaya, pernikahan digelar lumayan mewah di sebuah gedung dan diselipi upacara
adat yang lumayan (ribet). Menurut saya.
Oh iya, di beberapa wilayah lain di
Indonesia, pernikahan juga harus mahal karena memang banyak rangkaian upacara
adat yang tidak bisa dilanggar begitu saja. Dan ketika dilanggar, itu berarti
sudah melanggar norma sosial kemasyarakatan.
Ribet? Pastinya. Cuman ya
begitulah. Sanksi sosial terkadang tidak semudah membalik telapak tangan untuk dilanggar
hehehe. Baiklah mari saling menghormati cara pernikahan orang lain dan tidak
perlu nyinyir hehehe.
Adik ipar saya sendiri akan menikah dalam
beberapa bulan kedepan. Adik ipar saya berpropesi PNS/ASN sedangkan sang calon
istri adalah guru SDIT. InshaAllah pernikahan akan dilaksanakan di rumah saja.
Akad Nikah di rumah sang perempuan, dan resepsi di rumah mertua saya. Rencananya
pernikahan akan dilangsungkan sederhana saja dan hanya mengundang keluarga
besar dan kerabat (catatan : keluarga besar di Sumatera saja sudah sangat
banyak sekali hehehe).
Yah memang. Soal mau mewah atau mau
sederhana memang tergantung yang punya hajat. Mau seperti apa bukan? Kembali
lagi, semua juga tergantung budgetnya. Pernikahan secara sederhana tentu saja
membutuhkan dana yang lebih sedikit dibanding pernikahan yang dilangsungkan
secara besar-besaran.
Sekali lagi, semuanya tergantung kepada yang punya hajat.
Baiklah, akan kita uraikan satu per satu
bagaimana merencanakan biaya pernikahan. Teruama dalam kisaran waktu 6-12
bulan.
MENABUNG
Tentu saja cara yang paling cepat adalah menabung dan menyisihkan sejumlah penghasilan kamu. Kalau kamu seorang pekerja yang mengandalkan gaji, sudah saatnya memisahkan gaji diri sendiri dan pasangan.
Terserah sih
bagaimana baiknya. Yang jelas ada komitmen kedua belah pihak untuk menabung
terutama untuk budget yang besar. Misalnya gedung dan katering. Lalu ada biaya
untuk pemotretan, undangan dan suvenir dan lainnya.
ANGGARAN BAJU PENGANTIN
Ini tidak bisa
dianggap remeh. Salah satu anggaran penting yang harus
cukup dialokasikan adalah baju pengantin. Sebenarnya bila dana tidak
memungkinkan, baju pengantin bisa dengan sistem sewa saja.
Lakukan penghematan sebisa mungkin,
karena jika membuat sendiri harganya cukup mahal. Namun apabila kamu cukup
mengenal penjahit dengan kualitas bagus dan harga terjangkau tentu tidak ada
salahnya menjahit baju pengantin.
Segera lakukan pemesanan supaya
harganya tidak naik. Karena jika memesan gaun pernikahan dalam kondisi
terburu-buru tentu harganya lebih mahal dan hasilnya pun kurang maksimal.
JANGAN BANYAK NONGKRONG ATAU JALAN-JALAN
Demi memperbesar jumlah tabungan,
usahakan jangan terlalu sering jalan atau nongrong. Jalan di akhir pekan paling
tidak akan menghabiskan uang setidaknya Rp100.000. Padahal dalam setahun ada 52
pekan. Jika setiap pekannya diganti
dengan hanya berada di rumah dengan
nonton DVD atau sesuatu yang tidak membutuhkan biaya, maka uang sejumlah Rp
5.200.000 bisa dihemat dan digunakan untuk proses pernikahan.
PERLUKAH PRE WEDDING?
Bagi beberapa orang prewedding hal yang penting. Tapi bagi sebagian yang lain sesuatu yang tidak terlalu penting. Pikirkan baik-baik bersama pasangan apakah memang perlu photo prewedding atau tidak. Kalau memang merasa tidak perlu, lumayan kan budgetnya bisa dihemat untuk pernikahan atau kebutuhan paska pernikahan nantinya.
USAHA SAMPINGAN
Mengumpulkan uang dalam waktu singkat untuk menikah tentu saja bukan hal mudah. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah mencari usaha sampingan untuk memenuhi hal yang sering muncul secara tidak terduga. Maksimalkan kelebihan kamu unuk mencari penghasilan tambahan. Cari peluang sebanyak mungkin.
CARI REfERENSI
Jangan lupa untuk minta rekomendasi vendor kepada teman atau
keluarga lain yang sudah menikah. Misalnya dimana dekorasi yang bagus dan recommended. Soal dekorasi ini sangat berkaitan dengan konsep
pernikahan yang kelak akan kamu gunakan.
Bagitu pula dengan souvenir. Cari rekomendasi rekan-rekan kamu. Pilih yang
berguna seperti bibit tanaman, benda pecah belah, atau alat kecil multifungsi
sehingga dapat dibeli dan disiapkan jauh-jauh hari.
GUNAKAN JARINGAN PERTEMANAN
Mungkin kamu memiliki teman yang
bisa mendesain grafis maka bisa dimintai tolong mendesain undangan. Demikian pula
teman yang bisa diandalkan menjadi fotografer, bisa dimintai bantuan. Sebagian
teman akan memberikan diskon bahkan bisa jadi tidak mau dibayar.
Setuju banget sama perencanaannya. Poin poin seperti prewedding sebenarnya bukan hal penting, tapi semacam jadi kebiasaan.
BalasHapusSalam
diahestika.com
Hahaha bener bgt mbak. Tapi kadang ada org butuh soal pre wedding. Soalnya fotonya mungkin buat dipajang diacara. Tergantung yg punya hajatan deh
Hapus