Mengatur Keuangan Paska PHK |
PHK merupakan sesuatu yang tidak diinginkan siapapun. Namun seringkali hal tersebut terjadi tanpa diduga. Bagaimana mengatur keuangan paska PHK?
Assalamualaikum,
Alhamdulillah kembali lagi
kita bersua. Kali ini saya ingin berbagi soal mengatur keuangan paska PHK. Apa yang harus dilakukan pasca PHK? Pengaturan keuangan bagaimana yang terbaik?
Ya seperti yang kita
ketahui, pemutusan hubungan kerja (PHK) bukan sesuatu yang mudah. Apalagi
ketika pemutusan itu mendadak dan sepihak. Yang mengalami PHK tentu tidak ada
persiapan apa-apa.
Barangkali memang ada sebagian
kasus dimana pesangon yang ditawarkan lumayan besar, sehingga yang mengalami
PHK menjadi sedikit lebih “ringan”.
Namun satu hal yang harus
diingat baik-baik, PHK bukan akhir dari segalanya. Tentu saja masih banyak
kesempatan dan peluang. Dan ingat baik-baik, rejeki sudah ada yang mengatur.
Tidak perlu terlalu risau sembari terus berusaha dan berdoa.
Btw, idealnya sih ketika
di PHK, kamu sudah memiliki persiapan. Beberapa pakar bidang perencanaan
keuangan menyebutkan persiapan dari sisi keuangan minimal 6x jumlah gaji. Wow.
Jadi kalau kamu bergaji Rp 4 juta. Artinya kamu sudah ada tabungan Rp 24 juta
buat persiapan siapa tau suatu hari di PHK yaa..hmmm
BACA JUGA : ENAM LANGKAH AGAR TAK GAGAL MENABUNG UANG TUNAI
Namun hidup tak selalu
sesuai dengan yang kita inginkan. Itu sudah rahasia umum hehe. Belum nyampe punya
tabungan sebanyak itu buat persiapan PHK, eh kok ya tiba-tiba ada PHK dengan
pesangon secukupnya saja. Sedih? Galau? Sudah pasti.
BILA TERLANJUR DI PHK
Namun bismillah saja.
Kenyataan yang ada di depan mata harus dihadai. Berikut beberapa tips yang bisa
dilakukan buat kamu yang terlanjur kena PHK. Sudah berkeluarga ataupun masih
single.
1. JANGAN PANIK
Kata orang bukan senjata
yang akan membunuhmu tetapi kepanikanmu. Nah, itu ungkapan yang betul sekali.
Jadi apapun yang terjadi jangan pernah panik. Kalaupun sedih, nggak boleh
berlama-lama. Segera bangkit dan cobalah mencari peluang baru.
2. UTAK-ATIK LAGI ANGGARAN RUMAH TANGGA
Yes.langkah ini wajib
banget dilakukan. Bagaimanapun anggota keluarga juga harus paham dengan kondisi
darurat ini. Banyak pos yang harus dipangkas. Jadi misalkan anggaran selama ini
sebesar Rp 7 juta sebulan terdiri
dari
Cicilan motor : 1.000.000
Biaya makan : 2.000.000
Biaya pendidikan anak2 :
2.000.000
Transportasi : 1.000.000
Internet dan pulsa :
300.000
Hiburan : 500.000
Lain-lain : 200.000
Maka bisa diperkirakan,
yang tidak bisa dipangkas adalah biaya pendidikan anak dan cicilan motor (Rp
3.000.000). Sedangkan biaya lainnya kemungkinan bisa dikurangi. Misalnya
Biaya makan : 1.500.000
Transportasi : 500.000
Internet pulsa : 150.000
Hiburan dan lain-lain : 0
Totalnya
: Rp 5.150.000
Angka ini sebenarnya masih
besar, apabila kamu tidak memiliki tabungan atau persiapan apapun. Namun tentu
saja berapapun biaya yang dipangkas akan sangat berharga dengan kondisi
keuangan yang sedang dalam kondisi prihatin.
3. LUNASI UTANG KONSUMTIf
Yes. Kalau masih ada uang
sebaiknya memang dilunasi utang konsumtif
supaya tidak memberatkan. Ini dengan catatan kamu masih punya uang berlebih ya.
Utang
konsumtif misalnya utang kartu kredit. Utang
lain seperti cicilan motor, rumah dan lainnya yang sifatnya jangka panjang
tidak perlu dibayar terlebih dahulu, apalagi masih sangat panjang waktunya.
4. SEGERA CARI PEKERJAAN BARU
Tentu saja ini hal penting
yang harus segera kamu lakukan. Mencari pekerjaan baru.
Namun ini bukan seperti
membalik telapak tangan. Terus berusaha dan berdoa. Belum dapat kerjaan tetap?
Yes, kamu bisa mencari pekerjaan sampingan terlebih dahulu atau part time
sesuai kebisaanmu. Bisa ngajar? Segera buka iklan les bagi anak-anak.
Apalagi bila kmu pintar
musik, menulis, menggambar dan banyak lagi. Tentu saja kesempatan terbuka
lebar.
5. TERUS BERUSAHA DAN BERDOA
Tentu saja usaha harus terus dijalankan. Jangan putus asa. Dan yang terpenting lagi, tetaplah konsisten berdoa dan mendekatkan diri pada-Nya.
Semoga sukses dan
Tetap semangat..
Yang jelas, harus segera berjuang melepaskan diri dari stress dan berpikir positif. Kalau enggak, nggak bakalan ada yang jalan tuh.
BalasHapusbener bgt mbak dyah.harus mulai berjuang lagi.semangatt..
Hapus