dana pendidikan pesantren harus disiapkan (dok : daarelqolam) |
Masih
soal mempersiapkan dana pendidikan masuk pesantren. Diperlukan banyak dana baik
sebagai uang pangkal ketika masuk maupun perlengkapan ketika awal di pesantren.
Assalamulaikum,
Hallo. Seperti janji di tulisan sebelumnya,
kali ini saya akan berbagi tips mempersiapkan dana pendidikan anak masuk
pesantren. Ya, memasukan anak ke pesantren memang cita-cita banyak orang tua.
Tujuannya satu. Anak akan lebih banyak memahami ilmu agama, memiliki
kemandirian sekaligus memahami ilmu umum.
Pesantren sendiri bermacam-macam ; ada
pesantren tahfiz,
pesantren sarungan, pesantren salaf,
pesantren modern dan masih banyak lagi.
Namun, cita-cita tersebut kadang-kadang
mengalami tantangan. Bukan hanya karena susahnya menyatukan pendapat antara
orang tua dan anak, tapi juga persoalan biaya yang tidak sedikit yang bakal
dikeluarkan.
Berapa dana yang dibutuhkan untuk memasukkan
anak ke pondok pesantren (boarding school )? Sebenarnya biayanya beragam. Tergantung
lokasi, fasilitas dan banyak hal lainnya. Namun
yang jelas, dengan persiapan yang baik semuanya inshaAllah bisa terselesaikan.
Dana memasukkan anak ke sebuah Pondok
Pesantren biasanya meliputi
- Uang
Pangkal (uang gedung/ sedekah uang pembangunan)
- Uang
buku-buku selama 1 tahun
- Uang
seragam
- Uang
pembelian kasur/lemari/ dan beberapa hal yang diperlukan
- Dana
lain-lain (persiapan yang harus dibawa anak, baju-baju pribadi anak,
perlengkapan sholat/ ibadah, perlengkapan pribadi lainnya).
Sedangkan uang gedung/uang masuk yang harus
dibayarkan berkisar Rp Rp3,5jt – Rp 20jt keatas tergantung kebijakan
masing-masing sekolah. Biaya pesantren di Jabodetabek pasti berbeda dengan biaya
pesantren di daerah Jawa. Jadi silakan pilih yang sesuai dengan kantong dan
sistem pembelajarannya.
PERSIAPAN DANA
Persiapan dana tentu saja
harus ada. Apalagi kalau pesantren yang kita inginkan tersebut cukup mahal
dengan pola pendidikan yang kita yakini bagus dan sesuai dengan tujuan awal
tadi.
Bagaimana menyiapkan dananya?
Sebenarnya sama saja dengan menyiapkan dana pendidikan ketika anak ingin di
sekolahkan dimanapun. Ada berbagai cara yang bisa ditempuh.
Tabungan Biasa
Yes. Siapapun sudah mengenal ini. Kamu
boleh menabung dimana aja. Kalau mau di bank bolehlah apalagi bank syariah, sekarang banyak
jenis dan keuntungannya. Di beberapa bank juga ada fasilitas tabungan atas nama
anak.
Selain lebih mudah, tabungan
dianggap bisa memberikan kepastian, keamanan dan dapat ditarik kapan pun
dibutuhkan. kamu hanya perlu komitmen pribadi untuk mendisiplinkan diri dengan
menyisihkan sejumlah uang ke tabungan. Oh iya selain di bank, kamu juga bisa
menabung di celengan atau dimanapun yang dirasa aman.
Tabungan Pendidikan
Tabungan ini memberikan fasilitas
asuransi jiwa loh biasanya. Jadi kalau kamu telah tiada, sebelum anak menempuh
pendidikan, target dana pendidikan tetap akan tercapai.
Oh ya, bagaimana kalau ternyata kamu
tidak lagi mampu mencicil tabungan tersebut karena ada masalah ekonomi? Tenang,
biasanya uang yang sudah Anda cicil selama ini akan kembali masuk ke tabungan
utama Anda. Tentu saja dengan sejumlah potongan untuk administrasi.
Asuransi Pendidikan
Mirip tabungan pendidikan, tapi
prosesnya lebih rumit sedikit. Misalnya kamu mengambil asuransi pendidikan
dengan premi selama 15 tahun dengan asumsi asuransinya akan cair sebanyak tiga
kali yaitu saat anak tamat SD, tamat SMA dan masuk perguruan tinggi. Nah,
diluar tiga hal tadi, asuransi itu tidak akan cair lagi. Namun bila meninggal
dunia, premi sudah menjamin pendidikan anak.
Investasi Reksadana
Untuk yang masih pemula soal
investasi, kamu bisa mencoba melakukan investasi kecil-kecilan dengan reksadana
yang risikonya kecil tapi keuntungannya lumayan.
Deposito
Bila kebetulan kamu memiliki
sejumlah uang , entah dari gaji, usaha atau warisan, tidak ada salahnya didepositokan
uang tersebut untuk biaya pendidikan anak. Cara ini dianggap cukup jitu karena
deposito tidak bisa dicairkan sesuka hati dan bunganya cukup bagus dibanding
tabungan biasa.
Menyimpan Emas
Sejak dahulu orang tua kita kita
menyimpan emas yang dapat dicairkan saat dibutuhkan. Cara ini bisa saja kamu contek untuk memastikan anak-anak mendapatkan simpanan dana untuk
pendidikan mereka di kemudian hari.
BACA
JUGA : MENGAPA HARUS MENABUNG EMAS
Yang jelas ketika kita memutuskan anak akan disekolahkan ke pesantren, tentu harus ada persiapan dana yaa..jangan tiba-tiba bingung sendiri. Memang sih dana bukan segalanya. Kemauan jauh lebih utama. Tapi alangkah lebih baik bila kita sedia payung sebelum hujan bukan. Sedia dana sebelum saatnya tiba.
Yang jelas ketika kita memutuskan anak akan disekolahkan ke pesantren, tentu harus ada persiapan dana yaa..jangan tiba-tiba bingung sendiri. Memang sih dana bukan segalanya. Kemauan jauh lebih utama. Tapi alangkah lebih baik bila kita sedia payung sebelum hujan bukan. Sedia dana sebelum saatnya tiba.
Terakhir saya ingin mengutip pesan KH.
Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Pesantren Modern Gontor.
"Manja itu yang akan menghambat
masa depan anakmu karena nanti mereka gak bisa mandiri, gak paham agama, gak
ngerti Quran, gak punya akhlaq, ujung – ujungnya gak bisa jadi jariyahmu kalau
kamu mati. Anak mau masuk pondok apalagi menghafal Quran gak usah di tangisi.
Itu rezeki, kamu harus bersyukur.
Bayangkan kalau anak – anakmu hidup di
luar sekarang, apa iya kamu tega setiap jam 4 maksa mereka untuk tahajud ? apa
iya setiap hari kamu ada waktu menyimak setoran hafalan mereka ? coba kamu
lihat dirimu sekarang sudah yakin kah kira – kira sholatmu, puasamu, bisa buat
kamu masuk surga ? Kalo kamu yakin amalmu bisa menjamin kamu masuk surga yo sak
karepmu.
Urusen anakmu dengan budaya bubrah yang
sekarang lagi trend di luar sana. Anak – anak kecil wes podo pinter
dolanan hape buka situs apa saja bisa, bangga punya ini itu baju sepatu tas ber
merk, lha pas di suruh ngaji blekak blekuk. Di tanya tentang agama prengas
prenges…arep dadi opo.. Kamu hanya dititipi mereka, nanti kamu akan di mintai
pertanggungjawaban atas mereka. Kiro – kiro kalo anakmu lebih bangga kenal
artis artis, lebih bangga dengan benda benda ber merk, lebih seneng menghafal
lagu ora genah, gak kenal Gusti Allah, gak kenal kanjeng Nabi, gak bisa baca
dan paham Quran gak ngerti budi pekerti.. Lha kamu mati mau jawab apa di
hadapan Gusti Allah ? Apa hak mu menghalangi anak-anakmu lebih dekat dengan
pemiliknya dengan jalan tholabul ilmi di lingkungan yang mendukung mereka
menjadi lebih arif dan berbudi ? Kamu hanya perantara, dipinjami,
dititipi, diamanahi…”
Semua harus dipersiapkan matang ya mbak, apalagi biaya pendidikan saat ini gede banget..thanks buat tips persiapan dananya...
BalasHapusiya bener mbak @Lantana. semua butuh persiapan bahkan bertahun-tahun sebelumnya. Maklumlah kita bukan konglomerat hehehe.
BalasHapus