Jangan perlakukan KK seperti uang sendiri (dok :pribadi) |
Bila
tak pandai menggunakan kartu kredit, bukan keuntungan yang didapatkan tapi debt
collector. Bagaimana cara menutupnya bila sudah tidak menguntungkan?
Assalamualaikum,
Selamat hari Kamis. Semoga
keberkahan selalu menyertai kita semua. Eniwei, hari ini saya akan berbagi soal
menutup kartu kredit.
Ada yang suka menggunakan
kartu kredit (KK)..hmmm, kartu kredit memang membantu banget. Paling nggak ,
kita nggak perlu bawa uang tunai terlalu banyak. Praktis plus mengurangi
tingkat kejahatan. Belum lagi kalau kita mau bayar tiket atau apalah di malam
hari misalnya, lebih praktis menggunakan kartu kredit.
Yang mengguntungkan lagi,
kartu kredit biasanya menawarkan banyak diskon di tempat-tempat tertentu. Mulai
gratis masuk launge bandara dan menikmati segala pasilitas, hotel, resto, pusat
perbelanjaan dan lainnya.
Wew, menarik. Hanya saja
yang harus diingat kartu kredit tetaplah UTANG. Ketika kita menggunakannya, itu
artinya kita berhutang dan ada kewjiban untuk membayarnya. Biasanya tagihan
akan datang awal bulan dan kita wajib membayar minimal 10% dari jumlah tagihan.
Banyak orang yang tidak
menyadari hal ini. Akhirnya memperlakukan kartu kredit seperti halnya kartu
debit (yang memang uangnya miliki kita sendiri) sehingga menggunakannya tidak
lagi bijak. Betul begitu, guys?
Pengalaman
saya ber-KK
Saya termasuk pengguna KK
jaman old. Saat itu memiliki kartu kredit sudah dianggap keren. Kenapa? Karena
tidak semua orang bisa memilikinya. Kalau karyawan kantor, harus ada slip gaji
dan keterang bekerja dimana. Dan jumlah gaji tersebut akan menetukan limit
kartu (batas peminjaman).
Kalau soal diskon jangan
disebutkan lagi. Banyak.
Dan saya juga merasa
terbantu dengan banyaknya kemudahan-kemudahan yang mereka (bank) tawarkan.
Itulah mengapa, saya bertahan hanya memiliki 1 KK walau banyak tawaran bank
lain.
Intinya saya termasuk
nasabah loyal. Sampai akhirnya saya memutuskan berhenti menggunakan KK.
Mengapa? Begini ceritanya..
Setelah lebih dari 10
tahun menggunakan kk, limit saya setiap tahun semakin bertambah. Seingat saya
pas masih single sampai awal-awal menikah, KK saya masih aman. Jadi ibaratnya,
kalau saya menggunakan KK (berutang) 1juta, bulan berikutnya pas tagihan
datang, bisa langsung saya bayar. Intinya status kredit : lancar, aman dan
tentram.
Namun dengan semakin
banyaknya kebutuhan ternyata manajemen kartu kredit yang saya miliki semakin
buruk saja. Contoh simpelnyaketika ada kebutuhan mendesak dan kami tidak
memiliki uang, maka akan mengambil uang di tarik tunai kartu kredit. Atau etika
tagihan datang ternyata hanya mampu membayar 10%nya saja bahkan kadang
menunggak.
Sampai suatu hari debt
collector mendatangi rumah kami untuk menagih utang. Untunlah saat itu, saya
mampu membayar separo dari utang tersebut sehingga masalahnya tidak
berlarut-larut.
Masalah tunggakan kartu
kredit saya, ditambah kartu kredit terus mengusik kami.Uang terasa cepat habis
karena kami harus membayar tagihan demi tagihan KK.
Sampai akhirnya di 2017,
kami memutuskan untuk menghentikan utang kartu kredit yang terus membengkak. Tidak
ada cara lain. Kami menjual sebuah aset yang sebenarnya cukup berharga dan
membelinya pun kami dengan susah payah.
Tetapi demi melunasi utang
KK, kami memutuskan menjual dan membayar utang di dua kartu kredit. Alhamdulillah
beres sudah soal utang KK.
Menutup
Kartu Kredit
Ternyata menutup kartu
kredit tidak seperti membalik telapak tangan. Berbelit-belit. Apalagi pihak
bank seperti membujuk kembali, saya dan suami agar tetap menggunakan kartu
kredit mereka.
Namun tekad kami sudah
bulat untuk segera enutup kartu kredit dan memulai kehidupan tanpa KK. Awalnya saya
menggunakan jasa call center melalui telepon untuk urusan menutup KK. Tapi
ternytaa ribet. Pulsa HP habis urusan tidak juga kelar. Ditambah CS-nya yang terkesan
membujuk untuk terus menggunakan KK.
Akhirnya saya kepikiran
mengajukan penutupan kartu lewat email saja. Meskipun tidak berbicara langsung
tapi jauh lebih ampuh. Mereka hanya mengajukan beberapa persyaratan dan ketika
sudah dipenuhi, maka KK resmi ditutup.
Mantap
deh..
Tips
Menggunakan Kartu Kredit
Nah buat kamu yang memang
tetap ingin menggunakan kartu kredit, saran saya sih cuman bijak lah
menggunakan KK. Lalu sadari juga, KK bukan tambahan uang jajan tapi uang yang
dipinjamkan bank kepada kita yang wajib kita bayar kembali hehehe.
1.Kenali
kemampuan diri
Menurut saya ini penting
banget. Agar kita tahu, perlu nggak sih kita punya KK? Apakah bila menggunakan
KK kita mempunyai kemampuan membayarnya kembali? Jangan sampai besar pasak
daripada tiang.
2.Segera
bayar lunas dan hindari hanya bayar minimal
Bila datang tagihan
segeralah bayar lunas tagihan KK kamu. Jangan disisakan satu sen pun
hehehe..itu agar kamu tidak terjerat bunga. Apalagi bila bunganya sudah
berbunga lagi. Haduhh.
Hindari juga itu membayar
minimal. Itu sama artinya dengan kamu mengumpulkan bunga untuk diberikan ke
bank. Tragis kan?
3.Jangan
tergoda diskon
Kenali kebutuhan dan
keinginan. Jangan gunakan KK untuk urusan diskon-diskon yang tidak ada ujungnya.
Gunakan dalam keadaan darurat atau bila memang dibutuhkan.
4.Jangan
sesekali ke gesek tunai (gestun)
Hahaha, banyak banget toko-toko
yang menyiapkan gentun ini. Mereka tidak terdeteksi sama pihak bank. Intinya sih
di gestun ini kita seakan-akan beli barang di toko, padahal sebenarnya kita
mengambil uang tunainya . wadohhhh...
Selain berbahaya bila
ketahuan pihak bank, gestun juga mengenakan bunga yang tidak sedikit. Kamu
tidak mau terjerat KK bukan?
Demikianlah sharring
pengalaman saya menggunakan KK. Semoga bisa mejadi inspirasi dan kehati-hatian
agar tidak terkena jebakan kartu kredit.
Salam semangat..
Pengalamannya sama mbak. Nutup kk itu perjuangan sekali plus susah. Sekarang ngak mau lagi temenan sama kk.
BalasHapusbener mb.utari.aku juga kapok :) hehehe
HapusKemarin aku juga mau mengajukan kartu kredit mba tapi memang masih maju mundur antara iya dan tidak, cicilan bayarnya itu yang terkadang menggoda apalagi kalo beli barang elektronik
BalasHapusiyaa mbak.perhatikan dulu butuh apa gak kita sebenarnya..huhu
Hapusalhamdulillah nggak pernah tergoda punya KK.
BalasHapuskarena keinget kata dosen saya dulu: "kalau orang kaya pasti pakainya kartu debet, karena bayar pake duitnya sendiri dan KK itu kartu buat yang hobinya ngutang, biasanya yang punya KK bukan orang kaya". hihhihi
alhamdulillah bgt mba Dita. bebas utang jauh lebih baik hehe
HapusMakanya saya punya kartu kredit yang jarang diskon. Sekalinya diskon, barang mahal, jadi saya juga gak mau pakai. Tapi kartu kredit kepakai lho, kalau pas perlu di rumah sakit misalnya.
BalasHapusNah iya bgt mbak.untuk keadaan darurat KK kepakai bgt.asal jgn llupa bayarnya hehehe
HapusSaya takut banget sama kk, bahkan ga ada pikiran jangan sampe tergoda kk.
BalasHapusSaya punya beberapa kenalan yang kena lilit kk, berhutang sekian puluh juta karena biaya makin membengkak huhuhu.
Semakin bulan bertambah berarti biayanya makin gede ya? Takuuuuut
Haiii mbak. Sama mbak. Saya juga dah kapok sama kk. Alhamdulillah saya n suami udah gak berutang kk lagi hahaha.. Sedapat mungkin cash aja lah
Hapus