Minggu
pagi yang tidak biasa. Karena kedatangan kakak Najla -yang selama ini di pesantren – kamipun menyempatkan
jalan-jalan di Minggu pagi, ke Kampung Hijau Banjarmasin
Alhamdulillah hari itu cerah. Berangkat dari Golden
Tulip Hotel, Banjarmasin, dengan gojek, sekitar 7 menit kemudian, kami sudah
sampai di Patung Bekantan, Siring. Oh iya, kami dijemput nini Ita. Jadi cuman
perlu satu gojek lagi buat ke Siring dengan bayaran hanya 7K.
Disini,
kami janjian dengan kai Oyong yang sedang
berolahraga sepeda. Tapi OMG, ternyata nggak ketemu dan semakin siang,
pengunjungnya semakin banyak. Apalagi beliau tidak membawa hp juga. Otomatis semakin tidak ketemu hehehe..
Baiklah,
kami bertiga akhirnya memutuskan melanjutkan perjalanan saja menyusuri Siring kota
Banjarmasin. Minggu pagi memang siring ini tempat kagiatan warga kota
Banjarmasin. Ada yang berolahraga (senam bersama atau bersepeda), menonton
pertunjukan kai api sampai sekedar jalan-jalan dan kulineran.
Kami
sendiri termasuk yang kategori terahir kayaknya hehehe..
Hari
itu dimulai dengan mencari sarapan. Eits, jangan salah, disini banyak
banget jenis sarapan. Dan karena di Siring saat ini sudah ada pasar terapungnya,
banyak restoran yang dirancang dalam kapal-kapal.jadi seakan-akan makan diatas
kapal. Asyik kan? Berbagai menu khas Kalsel tersedia disini pasar terapung ini.
Menu
“berat” yang bisa ditemui adalah nasi kuning, ketupat Kandangan/Banjar, Lontong
Banjar, Lapat (Buras) dan Pundut nasi. Sedangkan berbagai kue tradisional tentu
saja banyak sekali dijual di area Pasar Terapung.
Selain
menjajakan makanan, berbagai jenis buah dan kebutuhan rumah tangga juga dijual
klotok-klotok sepanjang Pasar Terapung. Kalau buah-buahan ini nampaknya
tergantung musim apa disana. Nah, itulah buah yang akan dijual.
Kami
sendiri akhirnya memilih tidak makan di pasar terapung-nya.Tapi masih di
sekitar siring. Menu yang kami pilih hari itu adalah nasi kuning pakai telor dan
lontong Banjar iwak haruan (ikan gabus). Sedangkan si kakak tetap memilih menu
kesukaan : ayam geprek (yang kebetulan ada yang jual).
Oh
iya, untuk harga naskun plus lontongnya 35K. Sedangkan seporsi ayam geprek
seharga 20 K. Teh manis seharga 5K.
Setelah kenyang,
kami berencana naik kelotok (perahu bermotor). Pilihannya banyak dengan bermacam harga. Untuk
tarif menyusuri Sungai Martapura cukup hanya dengan membayar 5K per orang nya.
Sedangkan ke kampung hijau dipatok 10 K per orang.
Yang agak mahal
adalah ke pulau Kembang dengan tarif 35K per orang. Tetapi gratis untuk
anak-anak dibawah 10 tahun.
Karena sudah
sering menyusuri Sugai Martapura dengan klotok plus sudah pernah ke Pulau
Kembang kami memutuskan untuk ber koltok ke Kampung Hijau dengan membayar 30K
buat tiga orang.
UNIKNYA KAMPUNG HIJAU
Agak-agak
penasaran dengan kampung Hijau ini makanya kami mencoba mengunjunginya.
Ternyata ini merupakan tempat wisata baru di Banjarmasin. kampung
bernuansa hijau atau kampung hijau ini terletak di Jalan Keramat Raya,
Kelurahan Sungai Bilu,
Kecamatan Banjarmasin Timur. Kampung ini terdiri dari lima RT dan 85 unit
rumah.
Perjalanan menuju kampung
ini dari Siring sekitar 15 menit an saja dengan klotok. Setelah menyusuri
Sungai Martapr, kelotok melaju melewati daerah kuin dan akhirnya menuju Sungai
Bilu, Banjarmasin Timur.
Ternyata Kampung Hijau ini
sesuai namanya benar-benar kampung dengan nuansa hijau. Semua rumah di cat warna
hijau dan menghadap ke sungai. Kelotok yang kami tumpangi berhenti di ‘dermaga”
dan pak supir kelotok mempersilakan yang ingin melihat-lihat kampung Hijau. Walau
dikasih waktu sangat sedikit.
Saya sendiri memutuskan
untuk keluar dari klotok dan melihat sendiri ada apa di Kampung Hijau ini.
Hehehhee...ternyata tidak terlalu banyak yang bisa dilihat di Kampung ini.
Ada pasar kecil dimana
pedagangnya menjual berbagai makanan ringan untuk pengunjung. Makanan seperti
mie habang (merah), ketupat belamak dan panganan "berat" lainnya tersedia. Agak keluar
pasar juga terlihat penjual roti khas Banjar dengan berbagai rasa. Harganya cukup
terjangkau.
Selain itu, tidak ada yang
istimewa di kampung ini selain pemandangan Sungai Martapura. Mungkin kedepannya
perlu pembenahan dari pemkot Banjarmasin untuk “menghias” Kampung Hijau dengan
lebih baik sekaligus menyediakan sarana dan prasarana sehingga lebih pantas lagi untuk
tujuan wisata.
Ayo ke #Banjarmasin
Sudah aku duga sih ini pasti kayak kampung biasa aja. Aku mau nya ada kampung pink wkwkwkwk tp kampung pink yg cute desainnya :D
BalasHapusRima koq pikiran kita sama.. 😂😂
Hapusbetl bgt @rima dan mb @atikah..ni kampung biasa banget :) aseliii
HapusBelum pernah naik kelotok biar pun sering main ke siring. Seru juga ya menyusuri sungai asalkan pakai jaket penyelamat biar aman.
BalasHapusayooo coba mb utari.tp jarang ada jaket pengamannya :)
Hapuscerita penjual makanan nya bikin laper,itu yang disebut kesukaan ku semua.huhu
BalasHapuspian pasti penggemar naskun sama lontong.sama lwn ulun huhu
HapusRame ya orang ngobrolin ini, di bjb ada kampung pelangi, jadi penasaran sama kampung hijau
BalasHapusayo hrs dicoba.naiknya dari Siring
HapusKa Enny, mana gambarnya lagi? Beharap melihat banyak gambar sp tahu tertarik nyaman ke sana jua. Hee
BalasHapuskaina ditambah lagi nah.tp hrs nyoba.bedua kah kita bejalanan?
HapusEkspektasi aku udah lumayan sama kampung ini, tapi ternyata :(
BalasHapusDi banjarmasin dan bjb sekarang pada banyak kampung-kampung ginii yaaa
aseliii.biasa bgt.smg kedepannya lebih baik.apalgi kalau malam jar..gelap perjalanan haha
HapusAku juga baru tahu nih wisata kampung hijau. Semoga ke depannya kota banjarmasin bisa lebih keren lagi dalam hal wisatanya
BalasHapusayooo dicoba dari Siring naiknya..
HapusMasih dalam tahap proyek pembuatan kali ya mbak kampung ini? :D agar terus makin menarik.. di foto kyaknya masih bersih banget. Semoga terus terjaga
BalasHapuslumayan bersih mb @atikah.tapi nggak ada yang bisa diliat2 gt.minimalis bgt haha
BalasHapus